Alissa Wahid Ingatkan Pentingnya Perspektif Korban di RUU KKR

Reporter

Antara

Editor

Purwanto

Rabu, 4 Desember 2019 18:38 WIB

Alissa Wahid. Dok.TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta -Alissa Wahid, putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengingatkan pentingnya perspektif korban dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR).

"Iya, jadi kacamata korban sangat kuat. Tadi disampaikan temen-temen perwakilan masyarakat sipil," kata Alissa, usai FGD RUU KKR, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu.

Alissa yang diundang sebagai perwakilan masyarakat sipil itu mengatakan kepentingan korban harus menjadi salah satu prioritas perhatian dari pemerintah.

"Harus diingat, ini ujungnya adalah rekonsiliasi, tidak soal menang-menangan gitu. Tapi kita mau 'move on', cari jalan keluar," kata pemilik nama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid itu.

Dalam FGD itu, ia menyampaikan masukan mengenai pentingnya pemerintah menentukan prinsip yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan hak asasi manusia (HAM) di masa lalu.

Menurut dia, pembahasan soal RUU KKR lebih dari sekadar mekanisme meskipun mekanisme penting sebagai jalur yang harus dilalui, yakni pemerintah ke DPR, dan sebagainya.

"Itu penting. Tetapi, sebelum itu yang lebih penting prinsipnya apa yang dipakai Indonesia, dalam hal ini pemerintah dalam menyelesaikan HAM di masa lalu," katanya.

Alissa mencontohkan dugaan kasus pelanggaran HAM di Papua yang sampai sekarang masih ditunggu penyelesaiannya, dan kasus-kasus lainnya.

"Misal, kasus-kasus HAM di Papua yang kita masih tunggu penyelesaiannya sehingga sampai sekarang masih ganjel karena banyak yang belum terungkap," ujarnya.

Kemudian, terkait penyelesaian di luar jalur pengadilan, Alissa mengatakan pentingnya keseimbangan dalam penyelesaian persoalan itu, seraya mengutip pesan Gus Dur bahwa "perdamaian tanpa keadilan itu ilusi".

"Ini kita bicarakan terus menerus karena kalo KKR ini kepentingannya rekonsiliasi. Jadi, sampai sejauh mana 'balance'-nya itu masih terus dibahas. Misal, bukti tak ada lalu bagaimana?" katanya.

Meski demikian, Alissa mengapresiasi karena dalam FGD awal itu Menko Polhukam Mahfud MD sudah meminta kepada semua perwakilan yang diundang untuk berbicara apa adanya.

"Pak Mahfud sejak awal sudah meminta untuk bicara tanpa beban, dibuka betul supaya kita dapatkan gambaran yang real. Kalau macet karena apa? Menariknya, tadi blak-blakan," katanya.

Selain Alissa, dalam FGD itu hadir berbagai unsur, antara lain Direktur Jenderal HAM Kemenkumham Mualimin Abdi, peneliti LIPI Siti Zuhro, dan Stafsus Presiden RI Dini S Purwono.

ANTARA

Berita terkait

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

5 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

6 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Sebut UU KKR untuk Atasi Masalah Pelanggaran HAM, Apakah Itu?

16 Desember 2023

Ganjar Pranowo Sebut UU KKR untuk Atasi Masalah Pelanggaran HAM, Apakah Itu?

Capres Ganjar Pranowo menyebut masalah pelanggaran HAM bisa dirampungkan dengan menghidupkan kembali RUU KKR. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Putri-putri Gus Dur: Yenny Wahid, Alissa Wahid, Anita Wahid, Inayah Wahid

30 Oktober 2023

Rekam Jejak Putri-putri Gus Dur: Yenny Wahid, Alissa Wahid, Anita Wahid, Inayah Wahid

Putri-putri Gus Dur memiliki rekam jejak melanjutkan pemikiran ayahandanya. Apa yang dilakukan Yenny Wahid, Alissa Wahid, Anita Wahid, Inayah Wahid?

Baca Selengkapnya

Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

30 Oktober 2023

Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

Simpatisan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang disebut Jaringan Gusdurian banyak dipertimbangkan oleh kandidat capres dalam setiap Pemilu

Baca Selengkapnya

Puluhan Ribu Jemaat Ahmadiyah dan Tokoh Lintas Agama Hadiri Jalsah Salanah 2023 di Inggris

29 Juli 2023

Puluhan Ribu Jemaat Ahmadiyah dan Tokoh Lintas Agama Hadiri Jalsah Salanah 2023 di Inggris

Sejumlah tokoh dan pemimpin lintas agama dari berbagai negara turut hadir dalam pertemuan tahunan Ahmadiyah yang berlangsung dari 28-30 Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Pastikan Pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kejahatan HAM Masa Lalu Tetap Berjalan

27 Juni 2023

Mahfud MD Pastikan Pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kejahatan HAM Masa Lalu Tetap Berjalan

Mahfud MD menyebutkan UU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi tetap dibutuhkan untuk masa yang akan datang.

Baca Selengkapnya

Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

11 Mei 2023

Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

Alissa Wahid meminta untuk mewaspadai sentimen sektarian pada Pilpres 2024. Dia juga meminta para capres untuk tak mengejar kepentingan politik semata

Baca Selengkapnya

Sederet Sorotan Publik ke Bea Cukai, Acak-acak Barang Putri Gus Dur sampai Diduga Peras Turis Taiwan

14 April 2023

Sederet Sorotan Publik ke Bea Cukai, Acak-acak Barang Putri Gus Dur sampai Diduga Peras Turis Taiwan

Bea Cukai banyak mendapat sorotan belakangan ini, antara lain kasus acak-acak barang putri Gus Dur hingga terakhir dugaan peras turis Taiwan.

Baca Selengkapnya

Belajar dari Kasus Koper Alissa Wahid dan Piala Fatimah, Dirjen Bea Cukai: Perbaikan Layanan Terus Dilakukan

1 April 2023

Belajar dari Kasus Koper Alissa Wahid dan Piala Fatimah, Dirjen Bea Cukai: Perbaikan Layanan Terus Dilakukan

Belajar dari kasus koper Alissa Wahid yang diacak-acak dan piala Fatimah Zahra yang ditagih pajak, Ditjen Bea Cukai terus melakukan perbaikan layanan.

Baca Selengkapnya