Komisi Yudisial Ajukan Nama-nama Calon Hakim Agung ke DPR

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Amirullah

Kamis, 28 November 2019 11:41 WIB

Ketua Bidang Rekrutmen Hakim Komisi Yudisial, Aidul Fitriciada Azhari (berpeci hitam) saat mengumumkan 13 calon hakim agung yang lolos seleksi kepribadian dan kesehatan, di Gedung Komisi Yudisial, Kramat, Jakarta Pusat, Selasa, 5 November 2019. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Yudisial mengajukan sepuluh nama calon Hakim Agung hasil seleksi kepada DPR. Pengajuan itu dilakukan kepada Ketua DPR Puan Maharani, Kamis, 28 November 2019.

“Pagi ini, kami pimpinan DPR dan Pimpinan Komisi III, menggelar rapat konsultasi untuk menerima Ketua Komisi Yudisial dalam pengajuan calon hakim agung dan hakim ad hoc pada Mahkamah Agung,” kata Puan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 28 November 2019.

Menurut Puan, proses uji kelayakan dan kepatutan akan dilakukan di Komisi III yang membidangi hukum pada masa sidang sekarang. Selambat-lambatnya, kata dia, 30 hari setelah pertemuan ini.

“Penetapannya akan dilakukan setelah semua proses dilalui, fit and proper test dan lain-lain. Selambatnya tanggal 5 Februari 2020, karena memang seperti itu aturannya,” ucap dia.

Ketua KY, Aidul Fitriciada Azhari mengatakan Komisi Yudisial diminta Mahkamah Agung mengisi 11 calon Hakim Agung, namun baru bisa mengisi enam. Ada pun kebutuhan Hakim ad hoc adalah tiga di Mahkamah Agung, dan enam Hakim ad hoc di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).

Advertising
Advertising

“Kami berharap apa yang sudah dilakukan KY, DPR bisa menyetujui semuanya sehingga kekosongan Hakim Agung bisa terpenuhi,” ujar Aidul di lokasi yang sama.

Dari 75 calon Hakim Agung, masuk enam calon. Dari 50 calon yang mendaftar hakim ad hoc dua lolos, dan enam lolos hakim hubungan industrial.

Calon Hakim Agung tersebut adalah Soesilo, Dwi Sugiarto, Rahmi Mulyati, Busra, Brigjen TNI Sugeng Sutrisno, Sartono.

Calon Hakim Ad Hoc Tipikor pada Mahkamah Agung adalah Agus Yunianto dan Ansori. Sementara calon Hakim Ad Hoc Hubungan Industrial pada Mahkamah Agung adalah Willy Farianto dan Sugiyanto.

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Pimpinan Mahkamah Agung Diduga Ditraktir Pengacara, Komisi Yudisial Terjunkan Tim Investigasi

14 jam lalu

Pimpinan Mahkamah Agung Diduga Ditraktir Pengacara, Komisi Yudisial Terjunkan Tim Investigasi

Komisi Yudisial masih memverifikasi laporan dugaan pelanggaran kode etik pimpinan Mahkamah Agung

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Hakim di Sumatera Utara Diberhentikan karena Terbukti Selingkuh

1 hari lalu

Hakim di Sumatera Utara Diberhentikan karena Terbukti Selingkuh

Komisi Yudisial memberhentikan seorang hakim di Pengadilan Agama Kisaran, Asahan, Sumatera Utara karena terbukti selingkuh

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya