Soal Partai Pancasilais, PDIP Nilai Reaksi Surya Paloh Emosional

Reporter

Dewi Nurita

Sabtu, 9 November 2019 16:28 WIB

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat 8 November 2019. Kongres II Partai NasDem yang digelar 8-11 November itu mengusung tema Restorasi Untuk Indonesia Maju. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta-Politikus PDIP Andreas Pareira mengomentari balik sindiran-sindiran Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam kongres partai tersebut kemarin malam, Jumat, 8 November 2019. Terutama, sindiran terhadap partai pancasilais yang selama ini lekat dengan PDIP.

Menurut Andreas, reaksi Surya Paloh keluar akibat sindiran Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal kemesraan pelukan antara pengusaha media itu dan Presiden PKS Sohibul Iman. Namun, reaksi tersebut dianggap terlalu emosional karena membawa diskursus seolah persoalan “pelukan” ini masuk dalam wilayah ideologis partai-partai pendukung Jokowi-Ma’ruf.

Andreas tak terima jika PDIP dibawa-bawa dalam perkara ini. "Tuduhan SP (Surya Paloh) soal partai pancasilais terlalu emosional dan sama sekali tidak bermakna ideologis. Enggak ada kaitan dengan pancasilais atau tidak pancasilais," ujar Andreas.

PDIP, ujar Andreas, melihat manuver Surya Paloh yang merangkul Sohibul, tidak ada kaitan ideologis karena dianggap sebagai manuver untuk kepentingan mengatur langkah dan mencari teman menuju 2024. "Sehingga, meskipun hubungan antar-elite partai dinamis, tetapi soliditas koalisi tetap terjaga," ujar Andreas.

Akhir-akhir ini NasDem dituding melakukan politik zigzag dengan partai di luar koalisi. Spekulasi ini mencapai puncak ketika Surya Paloh bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman pada Rabu, 30 Oktober 2019. Usai bertemu keduanya mengekspresikan kedekatannya dengan berangkulan.

Presiden Jokowi mengaku cemburu dengan kemesraan Surya dan Sohibul. "Saya tidak tahu maknanya tapi rangkulannya tidak biasa. Tidak pernah saya dirangkul seperti itu," ujar mantan gubernur DKI Jakarta ini saat memberikan sambutan dalam acara perayaan HUT Partai Golkar di The Sultan Hotel, Jakarta, Rabu malam, 6 November 2019.

Saat berpidato di Kongres NasDem, Paloh membalas sindiran tersebut. "Kita berkunjung ke kawan pun, dicurigai kita, ini bangsa model apa seperti ini. Tingkat diskursus politik yang paling picisan di negeri ini. Hubungan rangkulan, tali silahturahmi pun dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," ujar Paloh.

Selain itu, Paloh juga menyebut partai-partai yang penuh dengan kecurigaan tak patut menamakan diri sebagai partai pancasilais. "Jadi, yang ngakunya partai nasionalis, partai pancasilais, eh buktikan aja. Rakyat membutuhkan pembuktian. Kalau partai masih sinis, propaganda kosong, mengajak berkelahi satu sama lain. Ah, pasti bukan pancasilais itu," ujar Paloh.


Berita terkait

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

11 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

20 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

22 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

1 hari lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

2 hari lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

2 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

2 hari lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

2 hari lalu

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

Sidang pemeriksaan pendahuluan gugatan PDIP terkait dugaan perbuatan melawan hukum oleh KPU telah gelar pukul 10.00 WIB, Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya