Ketua Majelis Mathlaul Anwar: Penusukan Wiranto Sangat Cepat
Reporter
Sunu Dyantoro
Editor
Syailendra Persada
Jumat, 11 Oktober 2019 10:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Amanah Mathlaul Anwar Irsyad Djuwaeli kaget melihat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto terjatuh. "Saya baru turun dari mobil, kejadiannya begitu cepat," kata Irsyad ketika dihubungi pada Kamis, 10 Oktober 2019.
Irsyad adalah penjemput Wiranto yang tiba dari Jakarta dengan helikopter di alun-alun Menes, Pandeglang. Dari alun-alun, ia menumpang satu mobil dengan Wiranto. Ia juga yang semobil dengan Wiranto mengantar balik dari Kampus Universitas Mathlaul Anawar (Unma) di Cikaliung menuju alun-alun Menes, dan selanjutnya terbang ke Jakarta.
Wiranto adalah Ketua Dewan Penasihat Mathlaul Anwar. Organisasi kemasyarakatan Islam terbesar setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ini baru menyelesaikan pembangunan gedung perkuliahan Kampus Universitas Mathlaul Anawar (Unma).
Sebagai ketua dewan penasihat, Wiranto diundang untuk meresmikan gedung ini. Undangan telah masuk ke Wiranto setidaknya sejak dua bulan sebelumnya. Wiranto sempat beberapa kali akan hadir, tapi ia batalkan karena kesibukannya sebagai pembantu presiden.
Mathlaul Anwar berdiri tahun 1916 di Menes, Pandeglang. Pondok ini berjarak sekitar 7 kilometer dari alun-alun Kecamatan Menes. Menurut Isryad, Wiranto telah menjadi pengurus Mathlaul Anwar sejak 20 tahun lalu ketika masih Panglima TNI.
Gedung perkuliahan kampus Unma ini dibangun di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Seketi, Kabupaten Pandeglang. Menurut Isryad, kampus ini berjarak sekitar 15 kilometer dari alun-alun Kecamatan Menes.
<!--more-->
Wiranto baru memastikan bisa hadir untuk meresmikan gedung perkuliahan Unma pada Rabu 9 Oktober kemarin. Panitia peresmian kampus menyambut kabar kepastian Wiranto bisa datang ini di antaranya dengan memasang spanduk dan umbu-umbul yang menyebutkan ucapan selamat datang kepada Wiranto yang dipasang di kampus Unma dan sekitarnya.
Dalam peresmian ini, Wiranto memberi sambutan tentang program pemerintah Joko Widodo dan pencapaiannya. Wiranto juga berdialog dengan mahasiswa Unma. Dalam dialog ini, mahasiswa dan Wiranto mendiskusikan tentang demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR menolak revisi UU KPK, dan tertembaknya dua mahasiswa di Kendari.
Usai dialog, Wiranto dijamu makan siang. Menurut Irsyad, Wiranto makan sedikit, mengambil opor ayam. Dalam jamuan ini, Unma menghidangkan masakan khas Banten yang berbahan ikan bandeng. Wiranto juga memenuhi permintaan foto bersama dan swafoto dengan para mahasiswa Unma.
Dalam perjalanan dari Kampus Unma ke alun-alun Menes, Irsyad satu mobil dengan Wiranto. Irsyad di kursi sebelah kanan, sedangkan Wiranto di kursi sebelah kiri. Di depan, ada sopir dan ajudan. Dari Kampus menuju alun-alun, menurut Irsyad, setidaknya 12 mobil berjalan beriringan.
Dalam perjalanan ini, Irsyad menyampaikan bahwa Mathlaul Anwar akan menggelar Muktamar pada tahun 2020, yang belum ditentukan tempat penyelenggaraannya. Irsyad mengundang Wiranto untuk bisa hadir ke muktamar itu. Menurut Irsyad, Wiranto menyatakan kesediaan akan datang ke muktamar. Selain itu, Irsyad meminta bantuan Wiranto untuk menyampaikan ke Presiden Joko Widodo agar bisa hadir dalam muktamar. Menjawab Irsyad, Wiranto juga menyatakan kesediaannya.
Sesampai di dekat gerbang alun-alun, Wiranto keluar dari mobil melalui pintu sebelah kiri, sedangkan Irsyad dari pintu kanan. Keluar dari mobil, Irsyad jalan melingkar melalui belakang mobil yang ia tumpangi untuk mendampingi Wiranto. Ia terperanjat ketika ada seorang menyerang Wiranto. Ia tidak tahu detail persitiwa itu, karena kejadian begitu cepat. “Saya melihat ketika pelaku sedang berusaha diringkus oleh polisi dan ajudan,” kata dia.