Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, asal Partai Persatuan Pembangunan diperkirakan tidak lolos ke parlemen saat bertarung pada Pemilu 2019. Lukman Hakim Saifuddin, bertarung di daerah pemilihan Jawa Barat 1, yang kini total suara yang masuk ke KPU masih 7,7%. Dok.TEMPO/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta-Pasca-penusukan Menkopolhukam Wiranto oleh anggota Jemaah Ansharut Daulah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan akan terus berupaya mensosialisasikan pemahaman moderasi beragama.
"Jadi bukan agamanya yang dimoderasi karena agama itu pastilah sempurna. Kan datangnya dari Tuhan, tapi cara kita beragama, cara kita memahami, karena cara kita mengamalkan agama itulah yang kita moderasi," kata Lukman di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Kamis malam, 10 Oktober 2019.
Lukman menuturkan pemahan moderasi agama diartikan bahwa jangan sampai seseorang terjebak dan terperosok pada pemahana dan tindakan ekstrim. "Tapi lawannya harus senantiasa moderat. Jadi ini yang terus diupayakan Kementerian Agama dan seluruh ormas keagamaan yang ada," ujarnya.
Mengenai tindakan JAD yang mengatasnamakan agama Islam, Lukman menegaskan inti pokok agama adalah mengajarkan bagaimana setiap orang menghargai martabat kemanusiaan. Lukman tak ingin agama justru membuat seseorang melakukan tindakan yang bertolak belakang dengan inti pokok ajarannya.
"Yaitu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Itulah kenapa setiap agama menolak cara kekerasan dalam mengatasi persoalan yang ada, karena setiap agama pastilah mengajak terwujudnya kedamaian dengan menebarkan kasih sayang," kata Lukman.
Indeks Reformasi Birokrasi Kemenag Meningkat karena Perbaikan Pengawasan
10 hari lalu
Indeks Reformasi Birokrasi Kemenag Meningkat karena Perbaikan Pengawasan
Inspektur Jenderal Kementerian Agama (Irjen Kemenag), Faisal mengatakan, ada tujuh aksi perbaikan pengawasan yang berdampak positif. Salah satunya, adanya kenaikan indeks reformasi birokrasi dan integritas.