LSI Sebut Publik Ingin Perpu KPK, Begini Metodologi Surveinya

Senin, 7 Oktober 2019 05:32 WIB

Mahasiswa gabungan dari berbagai Perguruan Tinggi di Banten berunjuk rasa di Jalan Ahmad Yani, Serang, Selasa, 24 September 2019. Mereka bergabung dengan elemen pergerakan lainya menolak pengesahan UU KPK dan rancangan KUHP karena dinilai bertentangan dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih, demokrasi dan HAM. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia menunjukkan 76,3 persen publik ingin Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang atau Perpu KPK.

"Lebih dari tiga per empat publik yang tahu soal revisi UU KPK setuju presiden mengeluarkan Perpu," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan di Hotel Erian, Jakarta, Ahad, 6 Oktober 2019.

Dalam melakukan survei opini publik mengenai Perpu KPK dan gerakan mahasiswa di mata publik pada 4-5 Oktober 2019, LSI memilih secara acak dari responden survei LSI sebelumnya pada Desember 2018-September 2019 yang jumlahnya 23.760 orang dan punya hak pilih. Dari 23.760 responden, sebanyak 17.425 orang memiliki telepon.

Kemudian, dari total responden yang memiliki telepon, LSI memilih sampel secara stratified random sampling. Total yang ditelepon secara acak sebanyak 4.308 orang, namun 1.010 orang yang berhasil diwawancarai. Toleransi kesalahan survei diperkirakan lebih kurang 3,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dari 1.010 orang yang berhasil diwawancara, sebanyak 59,7 persen responden mengetahui adanya demonstrasi mahasiswa. Dari 59,7 persen, mereka ditanya lagi apakah mengetahui demonstrasi tersebut memprotes RUU KPK. Sebanyak 86,6 persen menyatakan tahu. Dari 86,6 persen itu kemudian sebanyak 60,7 persennya menyatakan mendukung demonstrasi mahasiswa menentang RUU KPK. Sedangkan yang menolak hanya 5,9 persen.

Advertising
Advertising

Lalu, sebanyak 70,9 persen publik yang mengetahui revisi UU KPK yakin bahwa pengesahan revisi tersebut melemahkan KPK. Dengan adanya kontroversi tersebut, kata Djayadi, sebanyak 76,3 persen yang tahu revisi UU KPK mendukung Presiden membatalkannya dengan menerbitkan perpu.

Menurut Djayadi, dari pengalaman beberapa lembaga yang melakukan survei melalui telepon memilih hasil yang cukup akurat. "Bahkan sangat akurat," kata dia. Ia mengutip rekam jejak survei SMRC via telepon dengan metodologi yang sama pada dua hari sebelum pemungutan suara presiden, yaitu 15-16 April 2019.

Dari hasil survei telepon SMRC dengan undecided diprediksi, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin 56,9 persen, dan pasangan Prabowo-Sandiaga 43,1 persen. Disandingkan dengan hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum, suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 55,5 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 44,5 persen.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

3 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

3 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

4 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

4 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

4 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

5 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

5 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

6 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

8 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

9 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya