Kisah Ananda Badudu Galang Dana untuk Demo Mahasiswa

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 2 Oktober 2019 07:23 WIB

Ananda Badudu dalam konferensi pers di Ruang & Tempo, Selasa, 1 Oktober 2019. TEMPO/Fikri Agri

TEMPO.CO, Jakarta - Musikus Ananda Badudu menjelaskan motivasi pribadinya melakukan penggalangan dana untuk aksi demonstrasi menolak rancangan undang-undang bermasalah yang dilakukan mahasiswa. Ananda mengatakan, ia prihatin dengan kondisi Indonesia akhir-akhir ini.

“Saya pribadi melihat bahwa negara ini sedang tidak baik-baik aja lah, setidaknya sejak isu (perlakuan rasis, berujung ricuh di) Papua,” kata mantan jurnalis Tempo yang akrab disapa Nanda ini, di kantor Tempo, Jalan Palmerah Barat, Jakarta, Selasa malam 1 Oktober 2019.

Nanda mengatakan inisiatifnya menggalang dana berangkat dari perasaan tak berdaya, meski menyadari keadaan genting yang terjadi. “Perasaan tidak berdaya itu semakin membuat saya pribadi semakin down,” tutur eks personil grup duo Banda Neira tersebut.

Akhirnya Nanda pun memutuskan untuk melakukan sesuatu, yakni menggalang dana untuk keperluan logistik aksi demonstrasi mahasiswa. Melalui situs KitaBisa.com, Nanda dan tim berhasil mengumpulkan Rp 175 juta.

Ia mengatakan hasil ini berkali-kali lipat dari target utamanya yakni Rp 50 juta. Bahkan menurut Nanda, pada saat donasi ditutup pun masih banyak orang yang menginginkan agar donasi dibuka kembali.

Advertising
Advertising

“Sebetulnya bisa lebih,” kata dia.

Karena penggalangan dana ini, Nanda pada 26 September 2019 lalu sempat digelandang oleh Polda Metro Jaya. Nanda diketahui mentransfer dana kepada salah seorang mahasiswa sebesar Rp 10 juta.

Penangkapan Nanda banyak menimbulkan respon negatif dari masyarakat. Tagar BebaskanAnandaBadudu sontak memenuhi media sosial. Akhirnya pada 27 September 2019 siang Nanda dilepas dengan status saksi.

Saat dilepas Nanda bercerita kepada wartawan sambil menyeka air mata, bahwa di dalam Polda Metro terdapat sejumlah mahasiswa yang ditahan dan ditindak tanpa prosedur yang benar. Pernyataan ini kemudian berujung somasi yang dikirimkan kepadanya oleh Polda Metro Jaya.

“Kami akan mengirim somasi ke Ananda Badudu,” ujar Kepala Unit IV Subdirektorat Reserse Mobil Polda Metro Jaya Ajun Komisaris, Rovan Richard Mahenu di kantornya, Senin, 30 September 2019.

Pasca peristiwa dengan Polda Metro Jaya, Nanda mengaku belum sempat memberikan perkembangan terkait dana publik tersebut. Ia mengatakan saat ini tengah dalam kondisi yang sulit untuk melaporkan penggunaan dana itu.

Namun ia menjamin saat ini dana untuk demo mahasiswa tersebut ditangani oleh tim yang berintegritas. Laporannya tengah disusun secara detail, dan akan segera disiarkan ke publik, agar tetap akuntabel.

“Dana itu tidak akan dipakai untuk keperluan lain selain untuk tujuan-tujuan kemanusiaan terkait aksi reformasi dikorupsi yang terjadi di seluruh kota-kota besar seluruh Indonesia,” kata dia.

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

6 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

12 jam lalu

Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

Berulang, bentrok demo mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel. Terbaru di UCLA. Apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

2 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

BEM Unsoed: UKT Mahasiswa Naik dari Rp 9 Juta Jadi Rp 52 Juta

3 hari lalu

BEM Unsoed: UKT Mahasiswa Naik dari Rp 9 Juta Jadi Rp 52 Juta

Unjuk rasa dilakukan BEM Unsoed karena UKT mahasiswa baru 2024 mengalami kenaikan berkali-kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

6 hari lalu

Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

Demo Mahasiswa Universitas Columbia menuntut pembebasan Palestina, gencatan senjata di Gaza, dan penghentian kerja sama dengan Israel

Baca Selengkapnya

Meneropong 3 Hari Demo Kecurangan Pemilu di KPU dan DPR, Ini Daftar 3 Tuntutannya

41 hari lalu

Meneropong 3 Hari Demo Kecurangan Pemilu di KPU dan DPR, Ini Daftar 3 Tuntutannya

Menjelang diumumkannya hasil perhitungan KPU, gedung DPR dan KPU ramai digeruduk aksi demo. Mereka melayangkan 3 tuntutan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

52 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya

Buntut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila, Demo Mahasiswa Ricuh Hingga Blokade Jalan Lenteng Agung

27 Februari 2024

Buntut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila, Demo Mahasiswa Ricuh Hingga Blokade Jalan Lenteng Agung

Mahasiswa mengajukan tuntutan pemecatan tidak hormat terhadap Rektor Universitas Pancasila serta penghapusan hak secara umum.

Baca Selengkapnya

4 Kelompok yang Lantang Menolak Hasil Pemilu 2024

20 Februari 2024

4 Kelompok yang Lantang Menolak Hasil Pemilu 2024

Hal tersebut terjadi lantaran sejumlah pihak menilai ada kecurangan dalam proses rekapitulasi suara Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Kampus Terus Bergerak Kritik Jokowi, Terakhir UTM dan Universitas Trisakti

11 Februari 2024

Kampus Terus Bergerak Kritik Jokowi, Terakhir UTM dan Universitas Trisakti

Gerakan tersebut meluas dan diikuti berbagai perwakilan kampus seperti guru besar, dosen dan mahasiswa. Mereka menilai Jokowi telah keluar dari nilai-nilai demokrasi.

Baca Selengkapnya