Usai Unjuk Rasa Rusuh di Kendari, TNI Perketat Pengamanan Kota
Editor
Erwin Prima
Sabtu, 28 September 2019 22:51 WIB
TEMPO.CO, Kendari - Tiga hari setelah aksi unjuk rasa menolak RUU KUHP dan UU KPK yang berakhir bentrok antara mahasiswa dan aparat kepolisian, situasi di Kendari, Sulawesi Tenggara mulai kondusif. Namun, ibu kota provinsi itu kini dijaga ketat oleh TNI.
Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XIV/Hasanuddin, Mayor Jenderal Surawahadi, mengatakan personil TNI berjaga ketat di sejumlah fasilitas publik dan obyek vital lainya.
Menurutnya, eskalasi demonstrasi di Kota Kendari lebih tinggi dibanding daerah lain di Indonesia. "Kejadian ini sama dengan kejadian yang terjadi di Makassar, namun ekskalasi di Sulawesi Tenggara lebih tinggi yang mengakibatkan dua mahasiswa meninggal dunia," ujarnya.
Pangdam meminta kepada masyarakat jika mengalami kondisi tidak aman agar segera melaporkan kepada pihak aparat keamanan. "Tadi malam (Jumat malam) saya juga melakukan patroli bersama dengan 50 kendaraan. Ini guna meyakinkan bahwa situasi aman," ujarnya pada Sabtu siang saat mendampingi Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto di Rumah Jabatan Gubernur Sultra.
Dari pantauan Tempo, beberapa obyek vital di Kota Kendari yang saat ini dijaga oleh anggota TNI antara lain Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), rumah sakit, bank, pusat perbelanjaan, Pos Polisi Lalu Lintas, dan lokasi keramaian lainnya.
Seperti diberitakan, Kamis 26 September 2019 terjadi aksi unjuk rasa menolak RUU KUHP dan UU KPK oleh ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Kendari. Rusuh antara mahasiswa dan kepolisian tak terelakkan hingga berujung tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Randi dan Muhamad Yusuf Kardawi.
ROSNIAWANTI FIKRI