Kerusuhan di Wamena, Jokowi Minta Aparat Tidak Represif
Reporter
Friski Riana
Editor
Amirullah
Senin, 23 September 2019 19:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta penyelesaian insiden kerusuhan di Wamena, Papua, dilakukan secara proporsional dan profesional.
"Caranya jangan sampai penyelesaian itu membangun emosi yang pada akhirnya aparat-aparat melakukan tindakan yang tidak diinginkan," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 23 September 2019.
Moeldoko mengatakan, Jokowi memerintahkan semua aparat keamanan untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan represif. Sebab, kata dia, ada yang memprovokasi untuk memancing aparat melakukan pelanggaran hak asasi manusia berat di sana agar menjadi agenda pada Sidang Umum PBB.
"Jadi jangan kita memunculkan situasi yang tidak bagus. Jadi semuanya harus terkontrol dengan baik aparat keamanan dan tidak ada langkah-langkah eksesif, tetapi keamanan menjadi kebutuhan bersama," ujarnya.
Unjuk rasa yang berakhir dengan peristiwa pembakaran terjadi di Wamena, Papua, pada hari ini. Aksi ini berawal dari protes para pelajar terhadap rasisme seorang guru sekolah menengah atas di sana kepada muridnya di kelas.
Kemudian, para pelajar pun melakukan unjuk rasa. Dari Kantor Bupati itulah, aparat keamanan mengeluarkan gas air mata dan menembak para pelajar di halaman Kantor Bupati.
Namun, Moeldoko membantah pemicu kerusuhan itu karena ada aksi rasisme. "Kapolri tadi mengatakan tidak ada itu, sudah dicek ke sekolah tidak ada yang seperti itu," ujar Moeldoko.