Roby Arya Brata Bicara Ganti Visi KPK Sampai Setnov Disebut Juga

Reporter

Antara

Editor

Purwanto

Kamis, 29 Agustus 2019 14:17 WIB

Calon pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Roby Arya Brata dalam uji kelayakan dan kepatutan Capim KPK bersama Komisi III DPR di Gedung Nusantara II, Jakarta, 15 Desember 2015. Komisi III DPR menggelar proses uji kepatutan dan kelayakan empat dari 10 Capim KPK hari ini. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta -Calon pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi Roby Arya Brata menyebutkan bahwa visi KPK yang menginginkan Indonesia bebas dari korupsi keliru.

"Ada kekeliruan visi KPK, dia (KPK) mengatakan visinya kan Indonesia bebas dari korupsi. Saya kira itu keliru, nanti kalau saya di dalam akan saya ubah. Visi KPK adalah mewujudkan pemerintahan yang efektif dengan cara mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi," kata Roby di Gedung Sekretariat Negara Jakarta, Kamis.

Roby menyampaikan hal itu saat mengikuti uji publik seleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK 2019-2023 pada 27-29 Agustus 2019. Uji publik itu diikuti 20 capim sehingga per hari, Pansel Capim KPK melakukan wawancara terhadap tujuh capim yang dilakukan secara bergantian selama satu jam.

"Dengan visi yang keliru akhirnya penyidiknya nangkapi orang. Targetnya adalah sebanyak-banyaknya OTT (Operasi Tangkap Tangan)," katanya.

KPK merasa kinerjanya baik kalau sebanyak mungkin OTT. "Padahal yang terjadi adalah temen saya banyak di daerah, pada ketakutan. Ini keliru sekali," katanya.

"KPK dimana-mana yang maju fokusnya pencegahan, Australia pencegahan. Singapura pencegahan," kata Roby.

Roby yang saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Penanaman Modal, dan Badan Usaha pada Kedeputian Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet mengaku juga akan melakukan pendekatan sistemik ke personel di KPK.

Banyak ahli kriminologi masih berbeda pendapat bahwa penghukuman yang berat tidak berkorelasi dengan tingkat kejahatan. Jadi dihukum seberat apapun tidak menurunkan tingkat kejahatan.

"Ini saya tidak mengerti kenapa KPK melakukan penindakan terus padahal para pakar sendiri tidak yakin penindakan tidak punya efek," kata Roby.

Roby pun berniat untuk mengevaluasi penindakan yang dilakukan KPK.

"Saya akan evaluasi penindakan di KPK, bahwa OTT itu tidak menghasilkan apa-apa buktinya IPK kita stagnan hanya 37, kurang ada impact. Perlu ada evaluasi yang penting adanya reform di pengadilan," katanya.

"Saya akan hentikan penyidikan itu terutama di lapas karena kok Setnov itu keliatannya lebih gemuk ya?" katanya.

"Untuk apa penindakan kalau tidak ada efek jera!" tegas Roby.



Roby mengaku akan lebih mementingkan perampasan aset dengan penerapan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).

"Yang penting itu TPPU yang mereka rampok kita ambil. Dari 131 kasus hanya 15 yang ditindak TPPU. KPK ini kan triger mechanism, berarti memperkuat Kepolisian- Kejaksaan. Kalau saya di KPK bisa saja penyidikan di KPK, penuntutan di Kejaksaan tapi supervisi tetap jalan," katanya.

"Bagaimana mau trigger mechanism kalau semua dipegang? Peradilan polisi paling korup berarti KPK gagal," katanya.

Panelis dalam uji publik tersebut terdiri atas Yenti Garnasih, Indriyanto Senoadji, Harkristuti Harkrisnowo, Marcus Priyo Gunarto, Diani Sadia Wati, Mualimin Abdi, Hendardi, Hamdi Moeloek dan Al Araf.

Pansel juga mengundang dua panelis, yaitu sosiolog hukum Meutia Ghani-Rochman dan pengacara Luhut Pangaribuan.

Panitia Seleksi (Pansel) capim KPK pada Jumat (23/8) mengumumkan 20 orang yang lolos lolos seleksi profile assesment.

Mereka terdiri atas akademisi/dosen (3 orang), advokat (1), pegawai BUMN (1), jaksa (3), pensiunan jaksa (1), hakim (1), anggota Polri (4), auditor (1), komisioner/pegawai KPK (2), PNS (2) dan penasihat menteri (1 orang).

Berita terkait

Johanis Tanak Mantan Jaksa, Anggota Komisi III: Lengkapi Komposisi Pimpinan KPK

28 September 2022

Johanis Tanak Mantan Jaksa, Anggota Komisi III: Lengkapi Komposisi Pimpinan KPK

Menurut Benny, latar belakang Johanis Tanak sebagai jaksa bakal melengkapi komposisi pimpinan di lembaga antirasuah tersebut.

Baca Selengkapnya

Johanis Tanak Terpilih Menjadi Wakil Ketua KPK Gantikan Lili Pintauli

28 September 2022

Johanis Tanak Terpilih Menjadi Wakil Ketua KPK Gantikan Lili Pintauli

Johanis Tanak mendapat suara terbanyak dalam voting tertutup yang digelar Komisi III DPR. Setelah ini nama Johanis Tanak diserahkan ke Presiden.

Baca Selengkapnya

Romahurmuziy Cerita Ada Keponakan Capim KPK Minta Jabatan di PPP

13 Januari 2020

Romahurmuziy Cerita Ada Keponakan Capim KPK Minta Jabatan di PPP

Mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengatakan ada keponakan capim KPK yang meminta jabatan di PPP.

Baca Selengkapnya

Gerilya PDIP Pilih Lima Nama Capim KPK Sebelum Uji Kelayakan

16 September 2019

Gerilya PDIP Pilih Lima Nama Capim KPK Sebelum Uji Kelayakan

PDIP sejak awal meminta fraksi-fraksi lain meloloskan Irjen Firli Bahuri sebagai capim KPK yang baru.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum UGM Ini Berharap Ada Kejutan dari KPK

13 September 2019

Pakar Hukum UGM Ini Berharap Ada Kejutan dari KPK

Ia mencatat beberapa pimpinan baru KPK yang tak memiliki masalah dalam aspek integritas, namun di sisi lain bermasalah dalam aspek penerimaan publik.

Baca Selengkapnya

Fahri Hamzah: Senin, 5 Capim KPK Ditetapkan dalam Paripurna DPR

13 September 2019

Fahri Hamzah: Senin, 5 Capim KPK Ditetapkan dalam Paripurna DPR

Komisi III DPR juga langsung mengadakan rapat antar-pimpinan kelompok fraksi dan memilih Firli Bahuri sebagai Ketua KPK periode 2019-2023.

Baca Selengkapnya

Lima Catatan LHKPN Pimpinan KPK 2019-2023

13 September 2019

Lima Catatan LHKPN Pimpinan KPK 2019-2023

Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah memilih lima nama sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said: Mundurnya Saut Situmorang Tanda Ada Ketidakberesan

13 September 2019

Sudirman Said: Mundurnya Saut Situmorang Tanda Ada Ketidakberesan

Reaksi Saut Situmorang, dinilai Sudirman Said sebagai bel panggilan bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Capim KPK Luthfi Jayadi Setuju Revisi UU KPK Tapi Harus Hati-hati

13 September 2019

Capim KPK Luthfi Jayadi Setuju Revisi UU KPK Tapi Harus Hati-hati

Menurut anggota Malang Corruption Watch itu, revisi UU KPK bisa dilakukan karena semua produk hukum dapat diubah. Namun ia gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

Tes Kelayakan Capim KPK Firli Bahuri, 5 Pemuda Angkat Poster SOS

12 September 2019

Tes Kelayakan Capim KPK Firli Bahuri, 5 Pemuda Angkat Poster SOS

5 orang pemuda mengangkat poster SOS ketika DPR menggelar tes kelayakan untuk capim KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya