Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat menggelar konferensi pers insiden penembakan Sulawesi Tengah, di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Senin, 31 Desember 2018 (Andita Rahma)
TEMPO.CO, Jakarta-Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan polisi masih mendalami dugaan intimidasi aparat terhadap sejumlah jurnalis saat meliput pengamanan unjuk rasa buruh di depan gedung parlemen bersamaan sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Jumat, 16 Agustus 2019.
"Dicek dulu, itu polisi apa bukan. Polisi dari mana? Tahu dari mana itu polisi? Apa betul pakai seragam polisi?" ujar Dedi di kantornya, Jakarta Selatan.
Dedi berujar, bila dari hasil pengecekan terbukti anggota polisi berseragam dinas mengantimidasi wartawan, pihaknya bakal segera menindak. "Akan dalami dari satuan mana. Tapi kalau pakai pakaian preman, saya enggak mau komentar," ucap dia.
Sebelumnya, ramai diberitakan beberapa jurnalis mengalami dugaan intimidasi oleh anggota polisi. Salah satunya adalah jurnalis foto dari JawaPos, Miftahul. Ia mendapat perlakuan kasar polisi ketika mengabadikan para demonstran yang dibawa masuk ke dalam mobil tahanan di depan gedung studio TVRI. "Saya ditarik baju, dihapus fotonya," kata Miftahul seperti dikutip dari Antara.
Dia menirukan omongan polisi, "Dihapus juga video dan foto. Tunggu rilis. Kamu jangan sewenang wenang. Lo gua lihat dari tadi foto-foto video. Lo mau hapus atau gua kandangin.”
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
18 jam lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.