Demokrat: Era SBY Tak Ada Partai Terang-terangan Minta Menteri

Minggu, 11 Agustus 2019 05:09 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama dengan para kader Partai Demokrat mengangkat tangannya dalam perayaan ulang tahun ke-17 Partai Demokrat, di Jakarta, Senin, 17 September 2018. Dalam perayaan ulang tahun ke-17 ini, Partai Demokrat mengangkat tema "Utamakan Rakyat dan Bangun Politik yang Beradab". TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Divisi Komunikasi Partai Demokrat, Imelda Sari, heran di pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi banyak yang terang-terangan meminta jatah menteri. Menurut dia, hal ini tidak pernah terjadi saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat.

"Pada masa pemerintahan SBY, saya harus sampaikan, bahwa tidak ada partai politik yang kemudian meminta secara terbuka seperti itu kepada presiden terpilih. Itu yang saya tahu," kata Imelda dalam diskusi 'Membaca Arah Tusukan Pidato Mega' di Cikini, Jakarta, Sabtu, 10 Agustus 2019.

Menurut Imelda, pembicaraan terkait jatah menteri di era SBY selalu dilakukan secara tertutup di antara para ketua umum partai politik. Tidak ada yang bicara ke publik meminta jatah sejumlah kursi.

Ia berujar, kalau pun yang terbuka dan disampaikan le masyarakat luas adalah saat proses seleksi menteri. "Yang terbuka itu saat fit and proper test," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, secara terbuka meminta Presiden Jokowi agar partainya yang paling banyak mendapat kursi menteri. Ia juga menolak jika PDIP hanya mendapat empat.

Advertising
Advertising

Tidak hanya Mega, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, juga terang-terangan meminta agar jatah kursi partainya di periode kedua Jokowi lebih banyak dari saat ini. Hal sama diutarakan pula oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, yang meminta Jokowi menempatkan kadernya di kabinet.

Menurut Imelda, para elite partai politik seharusnya menghormati hak prerogatif presiden terpilih dalam menentukan komposisi kabinetnya. Ia berharap para elite bisa menahan diri terkait pembicaraan kursi eksekutif lantaran pelantikan Jokowi masih lama.

"Tanggal 20 Oktober juga masih lama, biarlah itu jadi hak perogratif seorang presiden," katanya.

Berita terkait

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

17 jam lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

18 jam lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

May Day: Sejarah Hari Buruh sampai Jadi Libur Nasional di Era Presiden SBY

1 hari lalu

May Day: Sejarah Hari Buruh sampai Jadi Libur Nasional di Era Presiden SBY

Polri menyiapkan ribuan anggotanya di sejumlah daerah mengawal aksi buruh memperingati May Day, Rabu besok,

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Bilang Begini soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo

1 hari lalu

NasDem dan PKB Bilang Begini soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo

NasDem dan PKB angkat bicara soal jatah kursi menteri jika kelak jadi bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Apa kata mereka?

Baca Selengkapnya

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

2 hari lalu

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

Jokowi jadi satu-satunya presiden Indonesia yang dipecat dari partai, inilah 5 Presiden Indonesia yang juga menjadi petinggi partai.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Jokowi Ikut Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan di Istana

2 hari lalu

Para Menteri Jokowi Ikut Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan di Istana

Presiden Jokowi mengundang relawan dan Menteri untuk hadir ke Istana menyaksikan dan nonton bareng semifinal AFC U-23 Indonesia lawan Uzbekistan.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

2 hari lalu

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

Demokrat tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya