Menanti Langkah Prabowo, Jadi Oposisi atau Gabung Koalisi

Reporter

Tempo.co

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 19 Juli 2019 06:00 WIB

Capres Prabowo Subianto memberikan keterangan pers terkait hasil putusan Mahkamah Konstitusi di kediaman Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis, 27 Juni 2019. Dengan putusan ini, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin tetap memenangi Pilpres 2019. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan mengumpulkan anggota Dewan Pembina pada Jumat, 19 Juli 2019 malam di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Pertemuan malam nanti akan membahas posisi Gerindra lima tahun ke depan setelah Prabowo kalah di Pemilihan Presiden 2019.

Setelah pertemuan dengan rivalnya di Pilpres, Joko Widodo atau Jokowi, banyak yang menduga Prabowo akan ikut dalam gerbong pemerintah lima tahun mendatang. Namun sebagian besar pendukung Prabowo menuntut mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu menjadi oposisi.

Presiden Jokowi (kedua kanan) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) melambaikan tangannya saat tiba di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2019. Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT bersama-sama. ANTARA/Wahyu Putro A

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui ada perbedaan pendapat di internal partainya ihwal bergabung ke pemerintah atau menjadi oposisi. Perbedaan pandangan itu disebutnya sesuatu yang wajar terjadi di internal Gerindra.

Namun, Muzani mengatakan internal partai akan bersatu setelah Prabowo mengambil keputusan. "Semuanya nanti akan bersatu padu ketika Pak Prabowo sudah mengambil keputusan," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2019.

Advertising
Advertising

Menurut Muzani, Prabowo sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sebenarnya memiliki kewenangan untuk menentukan sikap politik partai. Namun dia berujar, Prabowo biasa menghimpun masukan dari internal partainya sebelum mengambil keputusan.

Selain pandangan dari internal Gerindra, kata Muzani, Prabowo juga mendengarkan masukan dari partai-partai pengusungnya di pemilihan presiden 2019. Dia mengklaim suara relawan dan pendukung pun ikut diperhatikan.

"Pak Prabowo memiliki kewenangan apakah akan putusnya besok, lusa, bulan depan. Tapi semua pandangan yang berkembang dari masyarakat, dari para pendukung, dari partai koalisi yang telah mengusungnya, beliau mencermati dengan seksama," kata Muzani.

Sebelumnya, Prabowo bertemu salah satu tokoh pendukungnya, Amien Rais. Amien bertemu dengan Prabowo di rumah anggota Dewan Pembina Gerindra, Maher Algadri, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa, 16 Juli 2019. Menurut penuturan Amien, pertemuan itu berlangsung selama 25 menit.

Amien menuturkan Prabowo menjelaskan tujuannya bertemu Jokowi adalah murni untuk menghapuskan polarisasi yang belakangan populer dengan sebutan cebong (bagi pendukung Jokowi) dan kampret (bagi pendukung Prabowo). “Jadi hanya betul-betul pertemuan dua tokoh yang intinya supaya tidak ada lagi cebong dan kampret ya. Sehingga tinggal cebong bersayap, artinya sudah akur gitu,” tuturnya.

Selain itu, Amien mengatakan, Prabowo juga menyatakan komitmennya. Menurut Amien, komitmen Prabowo persis seperti yang dituliskan Ketua Umum Partai Gerindra ini di unggahan akun Instagramnya pada Ahad 14 Juli 2019.

Saat berbicara pada wartawan, Amien mencetak unggahan Prabowo ini dalam secarik kertas.

Berikut komitmen Prabowo, dikutip dari akun Instagram pribadinya @Prabowo: “Assalamualaikum Wr. Wb. Seluruh hidup saya telah saya persembahkan kepada kepentingan Bangsa dan Republik Indonesia. Saya tidak akan pernah tawar-menawar terhadap cita-cita dan nilai yang saya pegang yaitu Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Indonesia yang berdiri di atas kaki kita sendiri. Rakyat Indonesia yang menikmati hasil kekayaan dari Indonesia sendiri. Indonesia yang utuh dari Sabang sampai Merauke, Bhinneka Tunggal Ika yang berdasarkan UUD 45. Wassalamualaikum Wr. Wb.”

Menurut penuturan Amien, Prabowo akan mensyaratkan gabung dengan Jokowi berdasarkan hal-hal ini: kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kedaulatan air, memperkuat ketahanan bangsa, perbaikan kekuatan militer, dan pro kepada rakyat.

Kalau hal-hal ini tak terpenuhi, ujar Amien, maka Prabowo akan memilih sebagai oposisi. “Kalau tidak (dipenuhi) itu namanya kooptasi. Dan itu tentu tidak akan bisa, dan jelas sekali akan memilih sebagai oposisi yang bertanggungjawab, demokratis, terbuka, santun, etis, ethical juga kemudian juga ada loyal dan objektif,” ujarnya.

Dukungan agar Prabowo membawa gerbong koalisinya untuk menjadi oposisi diungkapkan Mahfud MD. Menurut Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu rakyat saat ini lebih menghendaki Prabowo Subianto mengambil posisi memimpin oposisi di parlemen sebagai kontrol terhadap pemerintahan selama lima tahun ke depan.

"Rakyat seperti kita-kita ini lebih suka Pak Prabowo memimpin oposisi di parlemen," kata Mahfud di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Senin, 15 Juli 2019.

BUDIARTI UTAMI PUTRI|ANTARA|FIKRI ARIGI

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

4 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

5 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

6 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

6 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

8 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

8 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

8 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

8 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

8 jam lalu

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi membenarkan Koalisi Indonesia Maju mendukung Khofifah-Emil di Pilgub Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

10 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya