Burhanuddin Muhtadi: Koalisi Jokowi Jangan Gemuk, Banyak Lemak
Reporter
Dewi Nurita
Editor
Syailendra Persada
Minggu, 7 Juli 2019 13:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi berpendapat koalisi Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin tak boleh gemuk. Dia berpendapat koalisi yang terlalu gemuk malah tidak sehat.
Baca: Jokowi Bertemu Bintang Hip Hop Rich Brian di Istana Bogor
"Nanti jadi obesitas. Ibarat orang, kalau terlalu gemuk bisa jadi kurang lincah bergerak. Banyak lemak jahat yang membuat disiplin koalisi melemah," kata Burhanuddin usai acara diskusi di bilangan Kuningan, Ahad, 7 Juli 2019.
Ketika disiplin koalisi melemah, kata dia, maka yang terjadi adalah presiden gagal mengatur koalisi. Hal itu, ujar Burhanuddin, persis seperti dialami SBY di jilid kedua pemerintannya. "Terlalu banyak partai yang masuk, total 74 persen. Tetapi disiplin koalisi melemah, karena terlalu banyak kolesterol politik. Kekuasaan Pak SBY digoyang kasus Century oleh koalisinya sendiri," ujar dia.
Jika Gerindra, Demokrat, dan PAN ditarik Jokowi ke dalam pemerintahan, ujar Burhanuddin, bukan tidak mungkin hal yang sama terjadi. "Karena narasi dari awal mereka sudah berbeda dengan apa yang disampaikan Pak Jokowi. Fisiknya ada di koalisi, hatinya ada di oposisi," ujar Burhanuddin.
Baca: Pembangunan Tol Manado - Bitung Ditargetkan Rampung April 2020
Wacana kubu Jokowi bakal menarik partai pendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 memang menguat belakangan ini. Kubu Presiden terpilih disebut-sebut telah mendekati Demokrat dan PAN.