BRR Regional Lhokseumawe Diduduki Korban Tsunami

Reporter

Editor

Rabu, 23 April 2008 11:35 WIB

TEMPO Interaktif, Lhokseumawe:Ratusan korban tsunami yang berasal dari Desa Pusong Lama, Pusong Baru, Keude Aceh dan Kuala Meuraksa dan tergabung dalam Gerakan Rakyat Korban Tsunami (GRKT) menduduki Kantor BRR Regional II Lhokseumawe sejak kemarin hingga hari ini. Mereka menagih uang rehab rumah Rp 15 juta per rumah sesuai Perpres 30/2005. Selasa (23/4).Semalam warga menggelar tenda dan tidur di emperan kantor. Aksi tersebut lanjutan dari aksi unjuk rasa pada siang kemarin, di mana warga menggelar berbagai aksi protes terhadap BRR yang belum mengubah kebijakannya tentang dana rehab rumah akibat gempa dan tsunami, dari Rp 2,5 juta menjadi Rp 15 juta.Tuntutan serupa juga dilakukan sejumlah korban tsunami di berbagai kabupaten/kota di Aceh. Radinan (32), warga asal Kuala Meuraksa, kepada Tempo tadi malam, mengatakan kebijakan BRR memberikan dana rehab Rp 2,5 juta per rumah tidak mendasar, karena pada tahap sebelumnya tahun 2006 lalu, BRR memberikan dana tersebut Rp 15 juta per rumah. ”Di Peraturan Presiden Nomor 30 tahun 2005 saja disebutkan untuk rusak ringan Rp 10 juta, rusak berat Rp 25 juta,” katanya.Sofyan, penanggung jawab aksi GRKT, saat dijumpai tadi malam, mengatakan pihaknya mendesak BRR untuk secepatnya menuntaskan persoalan rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh dan khususnya di Kota Lhokseumawe, serta mendata kembali seluruh masyarakat korban tsunami yang layak diberikan bantuan sebagai kategori korban tsunami.T. Maksal Saputra, Kepala Perwakilan BRR Regional II Lhokseumawe, kepada wartawan kemarin menyikapi unjuk rasa korban tsunami mengatakan pihaknya akan menampung aspirasi masyarakat dan jika ada yang tidak setuju dengan dana rehab rumah Rp 2,5 juta agar membuat laporan secara tertulis.“Dan bagi korban yang belum terdata sebagai penerima rehab rumah, juga kita minta untuk segera mendaftarkan diri melalui koordinasi dengan geuchik masing-masing. Kemudian, data tersebut akan kita bawa ke BRR di Banda Aceh untuk dilakukan pembahasan,” ujarnya.IMRAN MA

Berita terkait

Menteri Jonan Janjikan Listrik di Aceh Aman Mulai 2019

22 Juli 2017

Menteri Jonan Janjikan Listrik di Aceh Aman Mulai 2019

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan menyampaikan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala, dan menjanjikan listrik aman mulai 2019.

Baca Selengkapnya

Cyber City, Masjid di Banda Aceh Dilengkapi Internet  

30 Oktober 2015

Cyber City, Masjid di Banda Aceh Dilengkapi Internet  

Kata Zahrol, sosialisasi diberikan kepada 100 orang yang terdiri atas BKP masjid, remaja masjid dan perwakilan Ormas Islam.

Baca Selengkapnya

Ke Aceh, Dubes Swedia Tanya Tsunami dan Syariat

8 April 2015

Ke Aceh, Dubes Swedia Tanya Tsunami dan Syariat

Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Johanna Brismar Skoog,
berkunjung ke Aceh, Rabu, 8 April 2015.

Baca Selengkapnya

World Bank Akhiri Program Penguatan Damai Aceh  

16 April 2014

World Bank Akhiri Program Penguatan Damai Aceh  

Program yang dinamakan Consolidating Peaceful Development in Aceh (CPDA) sangat bermanfaat bagi pembangunan Aceh masa depan.

Baca Selengkapnya

Jerman Bantu Pembangunan RS Regional Aceh Tengah  

24 September 2013

Jerman Bantu Pembangunan RS Regional Aceh Tengah  

Dana yang disiapkan 90 juta euro untuk pembangunan rumah sakit dan 90 juta euro untuk pembelian peralatan medis.

Baca Selengkapnya

Boediono: Banda Aceh Teladan Bagi Daerah Lain  

6 Desember 2010

Boediono: Banda Aceh Teladan Bagi Daerah Lain  

Wakil Presiden Boediono berpendapat Kota Banda Aceh bisa menjadi teladan bagi daerah lain dalam reformasi birokrasi.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dituntut Selesaikan 9 Peraturan Tentang Aceh

1 Desember 2010

Pemerintah Dituntut Selesaikan 9 Peraturan Tentang Aceh

Pemerintah dituntut segera menyelesaikan sembilan Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres) turunan Undang-Undang Otonomi Khusus provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Baca Selengkapnya

Presiden Terima Kursi Perdamaian dari Gubernur Aceh

29 November 2010

Presiden Terima Kursi Perdamaian dari Gubernur Aceh

"Kami menganggap Bapak Presiden sangat pantas untuk menerimanya, karena Bapak telah banyak berbuat untuk perdamaian Aceh," ujar Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Kanada Dipermalukan Soal Aceh  

30 Maret 2010

Palang Merah Kanada Dipermalukan Soal Aceh  

Seorang mantan staf Palang Merah Kanada mengatakan banyak pekerja rekonstruksi yang tidak dibayar oleh para kontraktor

Baca Selengkapnya

Ketidaksinkronan Pusat dan Daerah Hambat Penguatan Perdamaian Aceh

25 Januari 2010

Ketidaksinkronan Pusat dan Daerah Hambat Penguatan Perdamaian Aceh

Kendati keamanan di Aceh sudah kondusif, masih ada beberapa permasalahan dan hambatan dalam pemeliharaan perdamaian di Bumi Serambi Mekkah tersebut.

Baca Selengkapnya