KPU Sindir Kubu Prabowo: TIM IT Mereka Terlalu Pintar

Sabtu, 15 Juni 2019 11:47 WIB

Dua anggota komisioner KPU Pusat, Pramono Ubaid Tanthowi (kiri) dan Viryan (kedua kiri), melihat proses pembuatan bilik dan kota suara di tempat pembuatannya di kawasan Pergudangan Dadap, Kosambi, Tangerang, Banten, Minggu, 30 September 2018. Sebanyak 811.272 bilik suara dan 540.940 kotak suara untuk pemilu legislatif dan presiden 2019, yang berbahan kardus, diproduksi di Tangerang dan ditargetkan selesai pada 30 November 2018. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) membantah tudingan dari Ketua Tim Hukum Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Bambang Widjojanto, yang menyebutkan telah terjadi manipulasi daftar pemilih tetap (DPT) melalui sistem IT.

Baca: Kendala Tiket Pesawat, KPU Minta Tambahan Waktu Perbaikan Jawaban

Anggota KPU, Pramono Ubaid menyatakan bahwa baru mendengar kalau metode yang dituduhkan itu bisa dilakukan. "Saya baru ngerti ada satu metode bisa memanipulasi DPT melalui IT, saya baru ngerti tuh. canggih sekali itu. Ya iya itu canggih sekali, KPU aja enggak bisa," ujar Pramono di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jumat, 14 Juni 2019.

Ia menyindir bahwa ahli IT yang dimiliki Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasti lebih pintar dari ahli IT dari KPU. "Ya itu mungkin ahlinya terlalu canggih, terlalu pintar itu. Kami malah nggak tahu caranya, jadi mungkin mereka yang lebih tahu caranya," kata Pramono
Secara teknis, kata Pramono, jeda waktu 15 menit di dalam Sistem Informasi Penghitungan (Situng) merupakan periode yang diberikan kepada verifikator untuk memeriksa hasil scan form C1 yang ter-upload. "Kalau dibilang memberi waktu, untuk melakukan manipulasi, pikirannya terlalu canggih," ungkap dia.
Tuduhan bahwa Situng menyesuaikan hasil rekapitulasi manual, kata Pramono, juga dinilai tidak beralasan. Menurut dia, malah hasil Situng yang mencapai 97 persen malah perolehan suara pasangan calon Jokowi - Ma'ruf malah lebih rendah dari rekapitulasi manual. "Situng kan 55,30 sekian, yang di manual 54,50. Gimana bisa disebut menyesuaikan? kalo menyesuaikan kan harusnya situngnya juga 54 persen."
Dalam sidang sengketa pilpres, Tim Hukum pasangan Prabowo - Sandiaga mempersoalkan kesalahan input data Sistem Informasi Penghitungan (Situng) milik Komisi Pemilihan Umum ( KPU).
Menurut kubu Prabowo, banyak data yang bermasalah dalam Situng sehingga menimbulkan kekacauan. Mereka mengklaim, jumlah perolehan suara Prabowo-Sandi seharusnya lebih besar, tetapi ditekan berdasarkan sumber data C1 (formulir penghitungan suara) yang bermasalah dalam kalkulasi pengisian angka di Situng.

Berita terkait

Jadwal dan Tahapan Sidang Sengketa Pileg 2024 Hingga Juni Nanti

1 jam lalu

Jadwal dan Tahapan Sidang Sengketa Pileg 2024 Hingga Juni Nanti

MK akan memutus Perkara PHPU atau sengketa Pileg: anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam tenggang waktu paling lama 30 hari kerja sejak permohonan dicatat.

Baca Selengkapnya

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

2 jam lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya

Prabowo Hadiri Halalbihalal Bersama Pegawai Kemenhan, Ini Pesannya

4 jam lalu

Prabowo Hadiri Halalbihalal Bersama Pegawai Kemenhan, Ini Pesannya

Prabowo mengatakan misi pertahanan adalah misi yang sangat menentukan.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

5 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

5 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

6 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

6 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

6 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

7 jam lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

8 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya