Mantan Kepala Staf Kostrad Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen bersiap menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu, 29 Mei 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak yakin mantan Kepala Staf Kostrad Kivlan Zen terlibat dalam rencana pembunuhan empat tokoh nasional. Dia menganggap hal itu agak mustahil. "Membunuh siapa? Saya bilang tadi, kalau menurut saya kok agak-agak mustahil ya," kata dia di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis, 30 Mei 2019.
Ryamizard mengatakan seseorang bisa saja menyatakan ingin membunuh. Namun, itu hanya gertakan saja. "Saya ini sering negur, gue tembak palanya, (tapi) beberapa puluh tahun saya enggak tembak-tembak."
Ryamizard berencana menanyakan langsung hal itu kepada Kivlan. "Nanti saya tanya lagi kepada dia." Sebelumnya, Kepolisian Daerah Metro Jaya memeriksa Kivlan sebagai saksi dalam kasus kepemilikan senjata ilegal pada Kamis dini hari. Pengacara Kivlan, Djuju Purwanto mengatakan Kivlan telah ditetapkan sebagai tersangka.
Pemeriksaan terhadap Kivlan merupakan buntut penangkapan enam orang yang diduga diperintahkan untuk membuat kerusuhan 22 Mei di Jakarta. Mereka memiliki misi membunuh empat tokoh nasional dan pemimpin lembaga survei swasta. Keenam tersangka itu HK, AZ, IR, TJ, AD, dan AF.
Empat tokoh yang disebut menjadi target pembunuhan itu adalah Menko Polhukam Wiranto, Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, serta Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro menggali keterangan dari Kivlan seputar kepemilikan senjata api keenam tersangka. Kepolisian juga tengah mendalami kaitan Kivlan Zen dengan enam tersangka itu.
Ryamizard mengatakan ia tidak meragukan hasil penyelidikan polisi. Sebaba ia mengaku bertahun-tahun melakukan operasi bersama kepolisian. Dia hanya merasa rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional tidak mungkin terjadi. "Kayanya enggak mungkin. Mudah-mudahan tidak terjadi."