Wiranto Beberkan 4 Cara Redam Konflik saat Unjuk Rasa 22 Mei

Jumat, 17 Mei 2019 05:32 WIB

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto saat menghadiri acara Rakortas Penanganan konflik sosial di Hotel Paragon, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2019. Dewi Nurita/TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto membeberkan beberapa cara meredam potensi konflik yang dinilai bisa terjadi saat pengumuman rekapitulasi suara pemilu pada 22 Mei 2019. Pada hari itu, kubu calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengancam akan melakukan aksi massa jika pasangan usungan Ijtima' Ulama GNPF itu dinyatakan kalah dalam pemilihan presiden 2019.

Simak: Wiranto Perintahkan Pangdam dan Kapolda Cegah Massa ke Jakarta

Wiranto menyebut, dirinya sudah menyiapkan langkah-langkah menghadapi ancaman massa menduduki KPU dan Bawaslu dan potensi konflik dengan aparat keamanan. "Itu sudah coba kami netralisir dengan baik. Misalnya, pertama, saya sudah perintahkan polisi atau tentara, simpan senapan," ujar Wiranto di Hotel Paragon, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2019.

Kedua, ujar Wiranto, dirinya juga telah meminta jajaran kepolisian menurunkan pasukan Asmaul Husnah, jika terjadi demonstrasi besar-besaran pada hari itu. "Mereka akan menjaga KPU dan Bawaslu pakai baju putih. Jadi kalau di sana takbir, di sini takbir. Kita rangkul-rangkulan saja," ujar Wiranto.

Pasukan Asmaul Husna ini awalnya dibentuk oleh Brimob Polri menjelang Aksi Bela Islam pada 4 November 2016 silam. Pasukan itu juga diturunkan saat mengawal massa aksi di gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat pekan lalu.

Advertising
Advertising

Langkah ketiga, ujar Wiranto, untuk mencegah terjadinya penumpukan massa dari daerah ke Jakarta, dia memerintahkan Pangdam dan Kapolda, tidak membiarkan masyarakat keluar daerah menuju Jakarta.

"Mereka harus menjelaskan ke masyarakat bahwa tidak perlu ke Jakarta. Pemilu sudah selesai, sudah ada hasilnya. Percuma sampean ke sana, puasa lagi, sahurnya di mana, bukanya di mana tidak jelas. Mereka mikir pasti," kata Wiranto.

Selain langkah pencegahan pada hari-H tersebut, Wiranto beberapa hari yang lalu juga telah membentuk tim asistensi hukum. Menurut Wiranto, tim ini, ujar dia, telah membantu proses hukum orang-orang yang dinilai bisa memprovokasi massa pada tanggal 22 Mei tersebut.

Simak: Tim Asistensi Hukum Dikritik, Wiranto: Saya Cuek Bebek Saja

Menurut Wiranto, segala hal yang berpotensi memicu konflik sosial pasca pemilu 2019, harus bisa diredam agar tidak berubah menjadi konflik nasional. "Kalau konflik nasional terjadi, maka mengganggu stabilitas keamanan nasional. Sial-sialnya kita bisa pecah sebagai bangsa," ujar Wiranto.

Berita terkait

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

1 jam lalu

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

PDIP menggugat KPU ke Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN Cakung, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

KPU Siapkan Jawaban Hadapi Sidang Perdana Gugatan PDIP di PTUN

2 jam lalu

KPU Siapkan Jawaban Hadapi Sidang Perdana Gugatan PDIP di PTUN

PDIP tercantum sebagai pihak penggugat diwakili oleh Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDIP.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

1 hari lalu

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

Ganjar Pranowo menegaskan sikap politiknya untuk tidak bergabung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Buruh Sambut Penetapan KPU, Ucapkan Selamat untuk Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Partai Buruh Sambut Penetapan KPU, Ucapkan Selamat untuk Prabowo-Gibran

Said Iqbal berharap Prabowo-Gibran dapat menjalankan tugas-tugas konstitusional dengan baik dalam lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Mengenang Aktivis Pro-Demokrasi Tumbu Saraswati Pendiri TPDI, Ini Kiprah Tim Pembela Demokrasi Indonesia

1 hari lalu

Mengenang Aktivis Pro-Demokrasi Tumbu Saraswati Pendiri TPDI, Ini Kiprah Tim Pembela Demokrasi Indonesia

Jasa Tumbu Saraswati dirikan Tim Pembela Demokrasi Indonesia. Simak peran TPDI selama Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

1 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

1 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

2 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya