Prabowo Ajak Pendukungnya Salat Gaib untuk Petugas KPPS Meninggal

Kamis, 16 Mei 2019 08:13 WIB

Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) membatu warga memasukkan surat suara kedalam kotak suara saat pemungutan suara ulang di TPS 8, Winong, Karangjati, Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2019. Pemungutan suara ulang tersebut dilaksanakan dikarenakan terjadi pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu KPPS dengan mencobloskan hak pilih milik warga tanpa surat C3 atau surat pendampingan yang jelas. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Prabowo Subianto mengajak para pendukungnya mendirikan salat gaib pada salat Jumat besok, 17 Mei 2019. Tujuannya, kata dia, yakni mendoakan para petugas yang meninggal dalam Pemilihan Umum 2019.

Baca: Menkes: Tim Independen Universitas Kaji Meninggalnya Petugas KPPS

"Saya menganjurkan kepada saudara-saudaraku yang beragama Islam marilah kita pada kesempatan salat Jumat yang akan datang melakukan salat gaib untuk arwah mereka-mereka yang meninggal," kata Prabowo melalui video berdurasi tujuh menit 50 detik yang dibagikan tim medianya pada Kamis dini hari, 16 Mei 2019.

Prabowo juga mempersilakan pendukungnya yang beragama lain untuk mendoakan para petugas yang meninggal itu dengan cara masing-masing. Dia berkeyakinan, para petugas meninggal yang beragama Islam mati syahid lantaran melaksanakan tugas demi bangsa dan negara.

Lebih lanjut, Prabowo juga mengajak agar masyarakat mendoakan para petugas Pemilu 2019 yang masih terbaring sakit. Dia berharap mereka segera pulih, dapat menjalani Ramadan serta merayakan Idul Fitri nantinya bersama keluarga.

Advertising
Advertising

"Kita harus memandang mereka sebagai saudara-saudara kita sekalian yang tidak akan kita lupakan, tidak akan kita tinggalkan dalam kesedihan dan penderitaan sendiri," ucap Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Prabowo lagi-lagi juga menyoroti banyaknya petugas Pemilu 2019 yang menjadi korban meninggal. Dia menyebut para petugas itu meninggal dalam kondisi yang penuh tanda tanya. "Para dokter, para ahli kesehatan, para pakar mengatakan bahwa sangat kecil kemungkinan orang itu bisa meninggal karena kecapekan dan kelelahan," ujar Prabowo.

Per Sabtu pekan lalu, 5 Mei 2019, total korban meninggal sebanyak 554 orang yang berasal dari unsur Komisi Pemilihan Umum atau petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, Panitia Pengawas Pemilu, dan Kepolisian.

Prabowo melanjutkan, di antara para korban itu ada yang berusia 19 tahun, 21 tahun, dan 30 tahun. Dia berujar tak mungkin orang-orang dalam usia tersebut meninggal karena kelelahan. Prabowo lantas kembali menyerukan agar pemerintah mengotopsi para korban.

Perihal petugas pemilu yang meninggal ini, sejumlah elemen belakangan menyerukan agar kematian mereka tak dipolitisasi. Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi, Titi Anggraini, mengimbau peristiwa meninggalnya para petugas tak dilihat dalam kaca mata bias politik.

Baca: IKB UI Mengadu ke Komnas HAM soal Petugas KPPS Meninggal

"Jangan mempolitisasi isu ini karena kepentingan atau bias politik. Lihatlah peristiwa atau kejadian ini dari multidimensi, multidisiplin dari sisi beban pemilunya, dari sisi latar belakang kesehatan petugas," kata Titi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 11 Mei 2019.

Berita terkait

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

42 menit lalu

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Presiden Jokowi yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Megawati dan Prabowo

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

1 jam lalu

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Penambahan Kursi Menteri di Kabinet Prabowo Adalah Hal Bagus, Ini Alasannya

2 jam lalu

Gerindra Sebut Penambahan Kursi Menteri di Kabinet Prabowo Adalah Hal Bagus, Ini Alasannya

Gerindra menepis anggapan pengembangan jumlah kementerian di kabinet Prabowo sebagai upaya mengakomodasi kepentingan politik.

Baca Selengkapnya

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

2 jam lalu

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

Sebelumnya, Kabar Jokowi bukan lagi anggota PDIP disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun.

Baca Selengkapnya

Rekaman Peristiwa Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin dan TPN Ganjar-Mahfud

2 jam lalu

Rekaman Peristiwa Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin dan TPN Ganjar-Mahfud

TPN Ganjar-Mahfud dan Timnas Anies-Muhaimin untuk Pilpres 2024 resmi dibubarkan. Berikut rekaman peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

2 jam lalu

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

Presiden Jokowi setuju dengan usul yang menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto tak perlu membawa orang 'toxic' masuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

3 jam lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

3 Poin Deklarasi Oposisi Ganjar Pranowo terhadap Pemerintahan Prabowo

3 jam lalu

3 Poin Deklarasi Oposisi Ganjar Pranowo terhadap Pemerintahan Prabowo

Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mendeklarasikan untuk beroposisi terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Berikut 3 poin deklarasi Ganjar.

Baca Selengkapnya

Gibran Ungkap Partai Pendukung Sudah Sodorkan Nama untuk Menteri: Keputusan di Tangan Pak Prabowo

3 jam lalu

Gibran Ungkap Partai Pendukung Sudah Sodorkan Nama untuk Menteri: Keputusan di Tangan Pak Prabowo

Gibran mengatakan partai-partai sudah menyodorkan nama-nama untuk posisi menteri di kabinet pemerintahan Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Luhut Soal Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

4 jam lalu

Respons Luhut Soal Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Menko Marves RI, Luhut Binsar Pandjaitan, mendukung rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang ingin rutin bertemu dengan para mantan presiden Republik Indonesia dengan membentuk presidential club.

Baca Selengkapnya