Bantu SBY Selama Presiden, Kivlan Zen: Tanpa Imbalan Sepeser pun
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Endri Kurniawati
Minggu, 12 Mei 2019 13:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (purn) Kivlan Zen mengaku sering membantu Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY selama menjabat presiden selama 10 tahun. Namun, meski kerap membantu SBY, ia tidak pernah mendapatkan uang lelah dari Ketua Umum Partai Demokrat itu.
"Saya bantu dia, sepeser pun saya tidak dikasih (imbalan oleh) SBY," ujar Kivlan saat dihubungi, Sabtu, 10 Mei 2019. Kivlan juga mengatakan tidak pernah meminta apa-apa dari SBY, termasuk jabatan.
Baca: Alasan Polri Cabut Cekal Kivlan Zen
Bantuan untuk SBY, kata Kivlan, diberikan pada Pemilihan Presiden 2004. SBY yang maju berpasangan dengan Jusuf Kalla, menurut Kivlan, memiliki elektabilitas di bawah Wiranto. "SBY cuma Kasospol, Wiranto Panglima ABRI. Orang kepengennya Wiranto."
Kivlan kemudian mengaku membantu SBY dengan membuka aib kelakuan Wiranto kepada publik melalui media. “SBY yang tadinya nomor tiga dalam survei naik nomor satu." Akibatnya, lagi-lagi menurut Kivlan, elektabilitas Wiranto langsung anjlok.
Pada 2006, Kivlan mengklaim, sempat ada upaya untuk mengkudeta SBY sebagai presiden. Menurutnya, kudeta itu akan dilakukan oleh perwira TNI yang bersenjata. "Ada basoka, ada segala macam. Ingat nggak dia, siapa yang menyelamatkan dia dari mau kudeta itu, waktu dia presiden?"
Baca: Dituding Makar, Kivlan Zen Polisikan Balik ...
Kivlan menyebutkan rapat pembahasan rencana pengambilalihan kekuasaan itu digelar di Banten. Dia mengaku tahu pertemuan itu dihadiri sejumlah nama besar. "Tanya sama dia, saya yang menyelamatkan dia dari kudeta itu. Pada 2006 saya selamatkan dia," kata Kivlan yakin.
Geram dengan respon kader Partai Demokrat yang menyerang balik dirinya setelah menyebut SBY sebagai orang licik, Kivlan mempertanyakan sumbangsih Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief bagi Indonesia. "Tahu nggak dia soal SBY? Siapa si SBY?"
Menurut Andi Arief kemunculan Kivlan Zen dalam berbagai aksi membela Prabowo Subianto tak lain untuk mendapatkan perhatian calon presiden nomor urut 02 itu. Tujuannya, kata Andi, agar Kivlan bisa kembali membuat bisnis massa demonstrasi.
Kivlan memang punya rekam jejak menarik dalam jagat politik Indonesia. Dia kerap menjadi pusaran kontroversi politik. Pada Juni 2008, Kivlan sempat mendeklarasikan diri menjadi calon presiden dengan misi utama mendorong pembangunan pertanian dan energi terbarukan.
Agar cocok dengan ramalan Joyoboyo mengenai pemimpin Nusantara, ketika itu Kivlan sempat mengubah namanya menjadi Sutiyogo. Dia juga mengaku memiliki senjata pamungkas berupa keris tujuh lekuk setengah meter dari besi kuning, bernama Satrio P. Ketika ditanya reporter Majalah Tempo, apakah P itu berarti Piningit, Kivlan berujar "Biar orang lain menafsirkan, nanti geger Indonesia."
Pada 1998, Kivlan membuat kehebohan lain. Ketika itu, dia mengaku diperintahkan oleh Wiranto untuk membantu milisi sipil yang dipersenjatai, yang kemudian dikenal dengan nama Pasukan Pengamanan (PAM) Swakarsa. Bukunya tentang topik ini berjudul "Konflik dan Integrasi TNI AD" terbit pada Juni 2004 dan diedit oleh politikus Gerindra Fadli Zon. Ketika meluncurkan buku ini, Kivlan minta Wiranto mengembalikan uangnya sebesar Rp 5,7 miliar yang terpakai untuk pembiayaan PAM Swakarsa.
IRSYAN HASYIM | DEWI NURITA