Tim Gabungan Novel Baswedan: Mau Jenderal atau Kopral Itu Materi

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 25 April 2019 05:55 WIB

Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Yogya melakukan aksi damai di depan Gedung Agung, Yogyakarta, Kamis 11 April 2019. Mereka menuntut presiden untuk membentuk tim gabungan pencari fakta yang independen untuk mengungkap kasus penyerangan Novel Baswedan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan masih enggan membeberkan dugaan keterlibatan jenderal dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi itu. Anggota tim gabungan, Hendardi mengatakan hal itu masih masuk dalam materi penyelidikan. “Itu masuk materi, mau jenderal atau kopral itu masuk materi,” kata pendiri Setara Institute itu saat menyambangi Gedung KPK, Jakarta, Rabu, 24 April 2019.

Baca juga: Jokowi: Jangan Tanya Novel Baswedan ke Saya, Kejar Tim Gabungan

Hendardi mengatakan tak bisa menjabarkan materi penyelidikan karena masih dalam proses. Dia mengatakan tim akan menjelaskan hasil penyelidikan ini apabila sudah rampung. “Di akhir baru kami sampaikan hasilnya,” kata mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tersebut.

Sebelumnya, dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam kasus Novel diungkap dalam hasil investigasi Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi. Koalisi bahkan menyatakan ada lebih dari satu nama jenderal dalam laporan yang sudah diserahkan ke Komnas HAM dan KPK pada 15 Januari 2019 itu.

Anggota tim gabungan, Nur Kholis mengatakan bakal mencermati temuan koalisi masyarakat tersebut. Dia mengatakan temuan itu bakal menjadi masukan bagi tim gabungan. “Kami tidak akan menutup terhadap informasi apapun,” kata mantan Komisioner Komnas HAM tersebut.

Advertising
Advertising

Nur Kholis mengatakan selama ini tim telah melakukan reka ulang tempat kejadian perkara, memeriksa saksi dan memeriksa saksi ahli. Tim, kata dia, juga melakukan uji alibi terhadap terduga pelaku penyerangan. Nur mencontohkan, tim telah menyambangi kota Bekasi, Malang dan Ambon untuk memastikan terduga pelaku benar ada di kota itu saat terjadinya penyerangan terhadap Novel.

Baca juga: WP KPK: Apa Salah Minta Presiden Ungkap Kasus Novel Baswedan?

Dia mengatakan menyambangi gedung KPK untuk bertemu pimpinan guna menyampaikan perkembangan penyelidikan yang dilakukan tim gabungan. Selain menyampaikan perkembangan, tim juga meminta persetujuan pimpinan KPK untuk memeriksa Novel Baswedan selaku saksi korban. “Itu saya kira mendapat lampu hijau dari pimpinan,” kata Hendardi.

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

4 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

6 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

6 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

18 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

49 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

49 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

50 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

50 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

51 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

52 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya