Luhut Binsar Jawab Prabowo Soal Anggaran Pertahanan

Minggu, 31 Maret 2019 10:11 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan seusai menggelar rapat bersama Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu petang, 13 Maret 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menanggapi pernyataan calon presiden 02 Prabowo Subianto dalam debat keempat soal anggaran pertahanan dan analisis intelijen. Dalam debat, Prabowo sebelumnya mengkritik rendahnya anggaran pertahanan Indonesia yang hanya 0,8 persen dari Gross Domestic Product (GDP).

Baca juga: Sindir Pembisik Jokowi, Prabowo: Aduh Pak Siapa yang Briefing

Luhut mengatakan Presiden Joko Widodo, yang juga capres inkumben di pemilihan presiden 2019 ini, ingin menaikkan anggaran pertahanan menjadi 1,5 persen dari GDP. Namun Luhut mengatakan kenaikan itu juga harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi.

"Jadi enggak bisa dong main naikin aja. Nanti goyang dong nanti keseimbangan APBN kita. Kan tidak sesederhana itu," kata Luhut seusai debat di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019.

Luhut membeberkan, jika anggaran pertahanan dinaikkan menjadi 1,5 persen dari GDP, angkanya mencapai sekitar Rp 200 triliun. Dia mengatakan angka itu sangat besar dan mengelolanya pun tak mudah.

Advertising
Advertising

Maka, kata Luhut, kenaikan anggaran pertahanan juga didasarkan pada analisis informasi intelijen. Luhut mengatakan itu alasannya Jokowi dalam debat menyampaikan dirinya percaya analisis informasi intelijen dari Tentara Nasional Indonesia.

Prabowo juga mengkritik analisis informasi intelijen ini. Dia membantah ucapan Jokowi yang mengatakan informasi intelijen menyebut bahwa tak akan ada invasi dalam 20 tahun mendatang.

Mengutip adagium Latin "si vis pacem para bellum," Prabowo mengatakan tak boleh ada informasi tak akan ada perang dalam sekian tahun. Dia berpendapat pertahanan Indonesia harus selalu siap sedia.

Berikutnya, Prabowo menceritakan bahwa pada 1974 jenderal-jenderal atasannya mengatakan tak akan ada perang dalam dua puluh tahun mendatang. Setahun kemudian, kata Prabowo, konflik terjadi di Timor Timur dan dia berangkat dalam pangkatnya sebagai letnan dua.

Baca juga: Mendebat Jokowi soal Radar, Prabowo: Banyak Tentara Kita yang ABS

Luhut mengatakan yang terjadi di Timor Timur bukanlah invasi, melainkan operasi keamanan dalam negeri. Artinya, dia mengklaim, analisis informasi intelijen kala itu juga tidak salah.

"Karena saya ikut di sana tahun 1975," kata inisiator Bravo-5, kelompok purnawirawan TNI pendukung Jokowi sejak 2014 ini.

Luhut juga mengklaim analisis informasi intelijen bahwa tak akan ada invasi dalam 20 tahun mendatang itu logis lantaran luasnya wilayah Indonesia. "Presiden harus percaya juga dong dengan perkiraan intelijen strategis dari TNI," kata dia.

Berita terkait

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

2 jam lalu

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

Apa alasan Prabowo tak melepas jabatan Menhan, padahal sibuk transisi sebagai presiden terpilih?

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

11 jam lalu

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan posisi partainya yang mendukung pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

12 jam lalu

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

Gibran rencana Prabowo yang akan melibatkan ketua parpol dan tokoh senior, tak terkecuali Ketua Umum PDIP Megawati dalam menyusun kabinet

Baca Selengkapnya

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

16 jam lalu

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

Cak Imin menyerahkan 8 agenda perubahan itu kepada Prabowo saat Ketua Umum Gerindra itu mengunjungi Kantor DPP PKB.

Baca Selengkapnya

PDIP Berharap Putusan PTUN Jadi Pertimbangan MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran

17 jam lalu

PDIP Berharap Putusan PTUN Jadi Pertimbangan MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran

Kata PDIP soal upaya gugatan di PTUN.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

18 jam lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

20 jam lalu

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

21 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

21 jam lalu

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

Prabowo dan Mayor Teddy kenakan baret merah saat hadiri upacara HUT ke-72 Kopassus. Siapa saja yang boleh mengenakan baret ini?

Baca Selengkapnya

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

21 jam lalu

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

Pengamat memperkirakan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan gemuk karena pasangan ini mencoba merangkul partai pesaing masuk dalam koalisi

Baca Selengkapnya