Soal Grace Natalie, Pengamat: Jeruk Makan Jeruk di Pileg Biasa

Rabu, 13 Maret 2019 07:02 WIB

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie beserta rombongan menyerahkan daftar nama calon legislatif (caleg) ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018. Partai Solidaritas Indonesia sudah menyerahkan bacaleg dengan 575 nama untuk 80 daerah pemilihan (dapil). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno berpendapat pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie yang menyindir PDIP dan Golkar karena getol mengesahkan Perda Syariah merupakan cara untuk mengambil basis pemilih partai nasionalis.

Baca: PDIP: Pernyataan Grace Natalie PSI Ngawur

"Dalam Pileg, semua partai menggunakan strategi perang terbuka, tak peduli teman koalisi, yang penting dapat suara," kata Adi saat dihubungi Tempo pada Selasa, 12 Maret 2019. "Rebutan basis pemilih di bawah penting untuk lolos dan menang. Makanya di pileg, jeruk bisa makan jeruk."

Menurut Adi, secara substansi, pernyataan Grace merupakan kritik keras terhadap partai nasionalis lama yang kerap abai terhadap isu intoleransi dan hak minoritas. Kecenderungan mereka, kata Adi, memang lebih banyak fokus pada suksesi politik saja.

"Pernyataan Grace adalah satu penempatan diri PSI yang ingin menegaskan identitas berbeda dengan partai lama. Di tengah demokrasi yang makin terbuka, perbedaan politik menjadi syarat wajib bagi peneguhan eksistensi partai," ujar dia.

Advertising
Advertising

Menurut dia, cara itu efektif. Namun, ceruk pemilihnya minim dan terbatas pada kelompok aktivis HAM, aktivis perempuan, dan pegiat toleransi.

Sebelumnya, Grace menyindir partai-partai nasionalis di hadapan ribuan kader PSI dalam acara Festival 11 PSI di Medan, Senin kemarin. Grace menyayangkan sikap PDIP dan Golkar yang terlibat aktif dalam pengesahan 443 Perda Syariah di Indonesia. Grace mengatakan pernyataannya ini merujuk pada hasil penelitian yang ditulis Michael Buehler, Guru Besar Ilmu Politik Nothern Illinois University.

"Bagaimana mungkin disebut partai nasionalis, kalau diam-diam menjadi pendukung terbesar Perda Syariah?" ujar Grace, kemarin.

PDIP berang dengan pernyataan tersebut. Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan pernyataan Grace ngawur dan semata-mata membangun persepsi sebagai partai yang paling pancasilais dan nasionalis. Hendrawan menilai, PSI tengah berupaya menarik basis pemilih PDIP yang moderat agar bisa lolos ambang batas parlemen.

Simak juga: Gerindra: PSI Cari Panggung dengan Pernyataan Kontroversial

"Segmen PDIP yang gemuk berusaha ditangguk. Namun, mereka masih dipersepsi sebagai partai elitis, nasionalis gedongan dan anak-anak muda dengan urban life-data-style dan segala atributnya," ujar Hendrawan saat dihubungi secara terpisah.

Berita terkait

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

36 menit lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

58 menit lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

2 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

8 jam lalu

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

Sidang pemeriksaan pendahuluan gugatan PDIP terkait dugaan perbuatan melawan hukum oleh KPU telah gelar pukul 10.00 WIB, Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

21 jam lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan, gugatan PDIP salah alamat jika ingin membatalkan pelantikan kliennya

Baca Selengkapnya

PDIP Ubah Isi Petitum Gugatan di PTUN, Ini Alasannya

22 jam lalu

PDIP Ubah Isi Petitum Gugatan di PTUN, Ini Alasannya

PDIP sudah mengajukan gugatan ke PTUN sebelum MK menyampaikan putusan sengketa pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

22 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

22 jam lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan PDIP tidak memiliki legal standing mengajukan gugatan ke PTUN di perkara ini

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

23 jam lalu

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

Gibran rencana Prabowo yang akan melibatkan ketua parpol dan tokoh senior, tak terkecuali Ketua Umum PDIP Megawati dalam menyusun kabinet

Baca Selengkapnya

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

1 hari lalu

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

PSI menduga suara partainya dalam pemilihan legislatif DPRD Nias Selatan, Sumatera Utara berpindah ke Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya