Ksatria Airlangga: Kasus Andi Arief, Jokowi Serius Lawan Narkoba

Senin, 4 Maret 2019 22:11 WIB

Politikus Demokrat Andi Arief dikabarkan saat ditangkap oleh Tim Dittipidnarkoba Bareskrim Polri di sebuah kamar hotel, sedang bersama seorang wanita di Jakarta, Minggu, 3 Maret 2019. Foto/Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Ksatria Airlangga memandang pernyataan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono dalam merespons kasus narkotika Andi Arief terkesan mengkambinghitamkan pemerintah. Puyuono sebelumnya menyeret nama Presiden Joko Widodo dan pemerintahannya yang dianggap gagal memberantas narkotika.

Baca: Andi Arief Ditangkap, Budiman Sudjatmiko: Apa Enaknya Narkoba Ndi

"Pernyataan itu jelas tendensius dan bisa dibaca sebagai upaya mengkambing-hitamkan pemerintahan Jokowi atas tindakan individual yang dilakukan seorang pengurus partai pendukung kubu Prabowo,” kata Koordinator Ksatria Airlangga Teguh Prihandoko dalam siaran persnya kepada wartawan, Senin, 4 Maret 2019. Alih-alih gagal, Teguh berpendapat tertangkapnya Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu justru menggambarkan keseriusan pemerintah yang tak tebang pilih memotong jalur peredaran narkotika.
Teguh juga menyebut pernyataan Puyuono memalukan. Musababnya, pernyataan itu ia anggap memelintir fakta. Ia mengimbuhkan, pernyataan tendensius Puyuono mencerminkan kualitas dirinya.
Setelah Andi Arief ramai diberitakan dibekuk polisi lantaran kedapatan mengkonsumsi narkotika, Puyuono melontarkan pernyataan yang menyudutkan pemerintah. Selain menuding gagal memberantas narkotika, ia menyebut peredaran narkotika semakin banyak di era Jokowi menjabat. “Makin mengancam generasi,” ucapnya.
Menanggapi itu, Teguh meminta pihak kepolisian segera menuntaskan penyelidikan terhadap Andi. Alasannya supaya fakta yang ditemukan polisi gamblang dan dapat tersiar kepada publik.
Senada dengan Teguh, deklarator Komunitas Ksatria Airlangga, Heru Hendratmoko, berpandangan serupa. Ia bahkan menganggap pernyataan politikus Puyuono tak dapat dipertanggungjawabkan. Heru mengatakan menurut data Badan Narkotika Nasional, jumlah jaringan sindikat narkotika pada 2017 ke 2018 turun. Pada 2017, terdapat 99 jaringan narkotika. Sedangkan pada 2018 jumlahnya turun menjadi 83 jaringan.
Menanggapi tragedi tertangkapnya Andi, Heru memandang konsumsi narkotika di kalangan politikus dapat menggoyahkan sendi-sendi kehidupan. “Ini sungguh berbahaya. Bagaimana kita bisa mempercayakan kebijakan publik kepada mereka kalau para pengambil keputusan justru berada di bawah pengaruh narkoba?” ujarnya. Menurut Heru, politikus semestinya bisa menjadi contoh, utamanya bagi anak muda.
Andi Arief ditangkap di Hotel Peninsula, Jakarta, pada Ahad lalu. Polisi memastikan narkoba yang digunakan Andi Arief adalah sabu. Saat ini, ia masih menjalani pemeriksaan di Direktorat Narkotika Bareskrim Mabes Polri.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

9 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

10 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

10 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

10 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

10 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

11 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

11 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

12 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

14 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

15 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya