Haul Gus Dur, Alissa Wahid: Agama Bisa Jadi Alat Opresi

Minggu, 24 Februari 2019 06:28 WIB

Alissa Wahid berorasi pada acara Malam Solidaritas Jogja Ilang Roso Tribute to Our Sisters di depan Gedung Agung Yogyakarta, Ahad malam, 10 Mei 2015. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian (JGD) Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid mengisahkan pengalaman Gus Dur yang pernah mengagumi Ikhwanul Muslimin organisasi terbesar Mesir yang memperjuangkan Islam.

Baca juga: Haul Gus Dur ke-9 Bertema Kemanusiaan Lebih Penting dari Politik

Kekaguman itu muncul ketika Gus Dur belajar ke Universitas Al-Azhar Mesir. “Tapi, Gus Dur kemudian belajar bahwa agama bisa menjadi alat opresi ketika tokoh-tokoh politik dibunuh oleh Pemerintah Mesir,” kata Alissa dalam memorial lecture Ziarah Pemikiran Gus Dur di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Sabtu, 23 Februari 2019.

Alissa mengatakan, Gus Dur lalu belajar filsafat Yunani, Aristoteles untuk memahami politik kekuasaan. Dari situlah, kata Alissa, kemudian Gus Dur meyakini prinsip universalisme Islam, yang selaras dengan konsep perlindungan HAM. Universalisme Islam bicara konsep keadilan, kemaslatan umat, dan perdamaian. Nilai-nilai Islam itu selaras dengan kebajikan atau kearifan yang ada di Indonesia.

Islam menyebar tidak melalui perang dan pengambialihan kekuasaan, melainkan melalui strategi kultural. Gus Dur menyebarkan pribumisasi Islam seperti yang Walisongo lakukan ratusan tahun lalu. Pribumisasi Islam yang dimaksud Gus Dur merupakan metode atau strategi untuk memperkuat Islam Nusantara. Gus Dur mengajarkan Islam yang bisa menyatu dengan tradisi Indonesia. Contoh ekspresi khas Indonesia itu adalah penggunaan peci hitam dan sarung yang tidak ditemukan dalam masyarakat Islam di Timur Tengah.

Advertising
Advertising

Menurut Alissa, pribumisasi Islam itu sangat relevan dengan kondisi sekarang di tengah munculnya kelompok-kelompok yang membawa politik identitas ala Timur Tengah. Agama tidak menyentuh substansi, tapi formalistik dan eksklusif. “Formalisasi agama meniadakan Indonesia yang beragam,” kata Alissa.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Beka Ulung Hapsara mengatakan, terlepas dari segala kontroversinya, Gus Dur sangat deliberatif karena menciptakan ruang untuk seluruh warga negara bisa berdiskusi, berdebat, dan berdialog. Deliberatif yang dimaksud adalah tidak menyeragamkan pendapat.

Baca juga: Ditemani Gus Sholah, Jokowi Ziarah ke Makam Gus Dur

Menurut Beka, pikiran dan keberanian Gus Dur bersuara dalam membela kalangan minoritas yang tertindas relevan diterapkan dalam situasi sekarang. Aktor-aktor politik saat ini, kata dia, lebih mementingkan dirinya dan kelompoknya dibandingkan nilai-nilai yang sudah disepakati bangsa. “Butuh keberanian dan saat ini belum ada tokoh politik seberani Gus Dur,” kata Beka.

Beka menyebut dalam beberapa tahun terakhir kasus intoleransi meningkat karena difasilitasi aktor negara, misalnya bupati dan walikota. Mereka menerbitkan imbauan maupun perda yang berpotensi mendiskriminasi sebagian warga negara yang ada di daerah tersebut. Menurut Beka, pasal karet dalam UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE) juga menjadi masalah karena mengkriminalisasi orang yang tidak setuju dengan penguasa.

Berita terkait

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

17 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

24 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

25 hari lalu

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

36 hari lalu

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

PPP salah satu partai terlama sejak Orde Baru, selain PDIP dan Golkar. Ini profil dan perolehan suara sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

46 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

55 hari lalu

Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

Simak peran empat tokoh Deklarasi Ciganjur Megawati, Gus Dur, Amien Rais, Sultan HB X untuk mengakhiri pemerintahan Orde Baru. Berikut 8 pemikirannya.

Baca Selengkapnya

Prabowo Berterima Kasih Atas Peran Relawan dan Muslimat NU di Pilpres, Cerita Kedekatan dengan Gus Dur

55 hari lalu

Prabowo Berterima Kasih Atas Peran Relawan dan Muslimat NU di Pilpres, Cerita Kedekatan dengan Gus Dur

Prabowo Subianto mengungkapkan terima kasih kepada 1.600 Muslimat NU Jawa Timur dan para relawan yang telah membantunya dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

6 Presiden Indonesia yang Pernah Diselidiki DPR Melalui Hak Angket

26 Februari 2024

6 Presiden Indonesia yang Pernah Diselidiki DPR Melalui Hak Angket

Hak angket DPR tercatat pernah digunakan kepada hampir semua presiden Indonesia.

Baca Selengkapnya

Langkah Megawati Anak Sukarno Jadi Wakil Presiden, Samakah Caranya dengan Gibran Anak Jokowi?

19 Februari 2024

Langkah Megawati Anak Sukarno Jadi Wakil Presiden, Samakah Caranya dengan Gibran Anak Jokowi?

Anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka berpeluang menjadi anak presiden yang jadi wakil presiden. Megawati, anak Sukarno pernah menjalaninya.

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Kenal Dekat dengan Gus Dur: Kalau Enggak Percaya, Tanya...

15 Februari 2024

Prabowo Klaim Kenal Dekat dengan Gus Dur: Kalau Enggak Percaya, Tanya...

Prabowo juga mengaku kenal dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dia mengaku sebagai tukang pijat tokoh NU itu.

Baca Selengkapnya