Aktivis HAM Minta Kasus Pembunuhan di Nduga Papua Diinvestigasi

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 14 Februari 2019 18:17 WIB

Amnesty International Indonesia menggelar diskusi bertema 'Posisi Papua di Peta Politik Indonesia', di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Februari 2019. TEMPO/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis HAM Papua meminta ketegasan pemerintah dalam penegakan hukum di sana. Salah satu kasus terakhir yang belum juga menemui titik terang adalah terkait kasus penembakan pekerja Trans Papua di Kabupaten Nduga yang terjadi Desember 2018 lalu.

Baca juga: Kelompok Bersenjata Papua, Danjen Kopassus: Anak Muda Mau Eksis

"Melihat kasus Nduga, sampai hari ini kami tidak pernah mendengar pernyataan tentang dilakukannya investigasi terhadap pembunuhan itu," ujar Yan Christian Warinussy, Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, dalam diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Februari 2019.

Yan mengatakan hal ini seharusnya muncul dalam pembahasan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden di debat pertama yang digelar bulan lalu. Mengusung tema keamanan, HAM, terorisme, dan korupsi, debat pertama itu justru tak sama sekali membahas soal Papua.

"Dalam konteks negara memang kesan yang kita dapatkan seperti ada semacam ketidakpedulian gitu," kata Yan.

Advertising
Advertising

Data dari Amnesty International mencatat ada 69 kasus dugaan pembunuhan di luar hukum (unlawful killings) oleh pasukan keamanan di Papua, antara Januari 2010 sampai Februari 2018. Adapun total korbannya mencapai 95 orang.

Tingginya catat hukum ini yang dinilai Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid seharusnya lebih banyak dimunculkan dalam kontestasi Pilpres 2019 ini. Ia melihat sejauh ini nama Papua belum banyak dibawa oleh kedua pasangan calon.

"Dari yang kita baca, baik itu meneruskan jalan perubahan Indonesia di kubu Pak Jokowi-Maruf, maupun Indonesia Menang dari pak Prabowo-Sandi, itu belum ada kata-kata Papua mau diperbaiki ke depan," kata Usman.

Usman menial kedua pasangan tidak berani bermain di isu Papua ini karena sensitifitas politiknya dinilai masih tinggi. Di debat pertama, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo sempat mengatakan akan melanjutkan penyelesaian kasus HAM berat.

Baca juga: Panglima TNI akan Gelar Operasi Psikologi dan Teritorial di Papua

"Bisa saja secara implisit itu diartikan sebagai Papua. Pak Imam Azis mengatakan peristiwa HAM berat itu tak hanya saja 1965, tapi juga dari tahun 1963, saat terjadinya pelanggaran HAM berat di Papua," kata Usman.

Sejumlah rekomendasi pun muncul dalam diskusi terbuka ini. Usman mengatakan nantinya rekomendasi ini akan diberikan pada kedua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

Berita terkait

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

14 jam lalu

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno membenarkan KKB Intan Jaya menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

1 hari lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

1 hari lalu

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

Otsus Papua bukan merupakan penyelesaian atau resolusi konflik Papua.

Baca Selengkapnya

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

1 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

1 hari lalu

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

Lettu Inf Muhammad Fardhana tunangan pedangdut Ayu Ting Ting, pimpin pemasangan aliran listrik Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

1 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

3 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

4 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

5 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

8 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya