Sebut Perang Total, Timses Jokowi Bantah Karena Elektabilitas

Kamis, 14 Februari 2019 06:00 WIB

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko memberikan sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kehumasan dan Hukum Seluruh Indonesia Tahun 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, 11 Februari 2019. Rakosnas tersebut membahas sinergi humas pemerintah pusat dengan humas pemda, gerakan bersama partisipasi masyarakat dan pemda sukseskan pemilu dan informasi mengenai hukum-hukum terkait pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Moeldoko menyatakan bahwa saat ini timnya akan bermain strategi kampanye perang total. Namun, Kepala Staf Kepresidenan ini membantah bahwa alasan strategi perang total digunakan akibat elektabilitas calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi yang cenderung stagnan di 62 hari menuju hari-H pencoblosan pemilihan presiden 2019.

Baca: Buka Pameran Seni untuk Jokowi - Ma'ruf, Ini Kata Erick Thohir

"Enggak (karena stagnan). Perang total ini karena kami tidak ingin menang dengan persentase rendah. Kami ingin optimum. Target yang kami harapkan masih 70 persen," ujar Moeldoko di Markas TKN, Gedung High End, Jakarta pada Rabu, 13 Februari 2019.

Moeldoko menjelaskan, perang total yang dimaksud, yakni; menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki dengan optimal, mulai dari partai politik, relawan, dan seluruh elemen pendukung paslon 01. "Kami mengenali kekuatan kami dan akan menggunakannya secara optimum untuk melakukan penetrasi terhadap segmen yang menjadi prioritas," ujar Kepala Staf Kepresidenan ini.

Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir menuturkan, perang total bukan berarti kubunya menggunakan segala cara untuk menang. "Jangan dimaknai begitu. Perang total bukan berarti di bawah (akar rumput) menghalalkan segala cara," ujar Erick di lokasi yang sama.

Melainkan, lanjut Erick, timses melakukan mapping satu per satu wilayah untuk memastikan kemenangan. "Dan Alhamdulillah kami sudah menang (sampai saat ini). Tapi tidak boleh dianggap remeh, kita bisa jatuh karena batu kerikil," ujar pemilik usaha Mahaka Group ini.

Baca: Plus Minus Ahok Gabung PDIP untuk Jokowi - Ma'ruf Versi Pengamat

Menurut hasil survei LSI Denny JA, elektabilitas Jokowi cenderung stagnan selama lima bulan pasca penetapan calon presiden dan calon wakil presiden. Adapun elektabilitas Jokowi pada Agustus 2018 sebesar 52,2 persen. Pada Januari 2019, elektabilitas Jokowi hanya naik tak sampai 3 persen yakni menjadi 54,8 persen.



Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

2 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

5 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

9 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

11 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

22 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

22 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya