Debat Pilpres Kedua, Jokowi Siapkan 3 Amunisi di Lingkungan Hidup

Rabu, 13 Februari 2019 08:52 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersalaman dengan warga saat menghadiri penganugerahan Tokoh Hutan Sosial Pilihan Tempo di Wana Wisata Pokland Haurwangi, Cianjur, Jawa Barat, Jumat, 8 Februari 2019. Dalam acara tersebut, Jokowi juga menyerahkan Surat Keputusan (SK) tentang Pengelolaan Hutan Sosial, KUR dan CSR. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Hari keempat menjelang Debat Pilpres kedua, tim debat calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi terus mematangkan persiapan. “Kami tengah melakukan rapat persiapan tentang teknis debat,” kata Usman Kansong, salah satu tim debat Jokowi, saat dihubungi, Selasa, 12 Februari 2019.

Baca: Timses Sebut Prabowo Tak Mau Permalukan Jokowi saat Debat Capres

Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf mengaku tak banyak persiapan menjelang debat kedua pada 17 Februari mendatang. "Debat kedua ini, kami lebih rileks dan santai," kata Wakil Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma'ruf, Meutya Hafid pada Senin, 4 Februari 2019.

Politikus Golkar ini mengatakan, persiapan debat kedua lebih santai karena tema debat kali ini dianggap lebih familiar dengan Jokowi. "Pak Jokowi akan lebih percaya diri karena banyak pencapaian di bidang infrastruktur maupun lingkungan, sehingga persiapannya tak terlampau banyak," ujar dia.

Tema debat kedua tentang energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Tempo menjabarkan satu per satu visi Jokowi dalam empat bidang tema debat. Lalu apa visi Jokowi di bidang lingkungan?

Advertising
Advertising

Berdasarkan salinan visi misi yang diperoleh Tempo, ada tiga fokus di bidang lingkungan hidup. Baca selanjutnya:

<!--more-->

Pertama, pengembangan kebijakan tata ruang terintegrasi. Dalam hal ini, Jokowi menjanjikan pembuatan kebijakan yang menghindari tumpang tindih penggunaan ruang, termasuk pengendalian, pengawasan kepatuhan pelaksanaannya, serta menindak tegas penyimpangannya.

Kedua, mitigasi perubahan iklim. Dalam hal ini Jokowi menjanjikan pencegahan kebakaran hutan, penanaman kembali lahan-lahan kritis, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) berbasis potensi setempat serta ramah terhadap lingkungan.

Selain itu, ia akan melanjutkan konservasi lahan gambut, mengurangi emisi karbon dan meningkatkan transportasi massal ramah lingkungan, meningkatkan pendidikan konservasi lingkungan yang berkelanjutan dengan melibatkan komunitas masyarakat adat, dan serta memperbanyak hutan kota dan ruang terbuka hijau.

Ketiga, Jokowi menjanjikan penegakan hukum dan rehabilitasi lingkungan hidup dengan cara sebagai berikut; merehabilitasi kerusakan lingkungan untuk menjamin daya dukung lingkungan secara berkelanjutan termasuk rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi laut, serta Daerah Aliran Sungai (DAS).

Selanjutnya, meningkatkan efektivitas pengelolaan dan pengawasan limbah B3 serta percepatan pembangunan pusat pengolahan limbah B3 secara terpadu, kemudian penegakan hukum yang tegas atas tindakan perusakan lingkungan, serta mempercepat pencegahan dan rehabilitasi lingkungan akibat sampah plastik serta mendorong industri daur ulang.

Baca selanjutnya: Bagaimana kritik dari koalisi masyarakat?

<!--more-->

Koordinator Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam, Merah Johansyah mengkritik visi misi Jokowi ini sebatas 'normatif' dan tidak menyentuh pada persoalan. Merah menilai, salah satu penyebabnya dikarenakan banyak di antara pemilik perusahaan besar, termasuk perusahaan tambang dan batu bara, merupakan milik dari timses ataupun penyandang dana yang bercokol di belakang Jokowi.

Simak juga: Kata Timses, Prabowo Membaca Berita untuk Persiapan Debat Capres

Merah mencontohkan, PT Kutai Energi milik Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang sudah lama menjadi sorotan lembaganya. Dia menyebut perusahaan ini bertanggung jawab atas pencemaran dan pengrusakan lingkungan di Kalimantan Timur akibat operasi tambang perusahaan yang dekat dengan permukiman warga. Sementara Luhut merupakan bagian dari pemerintah saat ini dan berada di belakang tim pemenangan Jokowi - Ma'ruf.

"Jadi, percuma pemerintah datang ke konvensi internasional perubahan iklim, berkomitmen menurunkan emisi laju karbon, selama batu bara masih menjadi sumber utama dalam oligarki bisnis politik," ujar Merah dalam sebuah acara diskusi di Gondangdia, Jakarta Pusat pada Senin, 28 Januari 2019.

Berita terkait

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

52 menit lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

3 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

3 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

4 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

10 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

11 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

12 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

1 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya