Sembilan Wartawan yang Dibunuh Saat Bertugas

Sabtu, 9 Februari 2019 09:32 WIB

Jurnalis yang tergabung dalam AJI Kota Surabaya berunjuk rasa di Surabaya, Jumat, 25 Januari 2019. Hakim yakin motivasi I Nyoman Susrama menghabisi Narendra Prabangsa karena laporan dugaan korupsi di lingkungan Dinas Pendidikan Bangli senilai Rp 4 miliar yang dimuat pada Desember 2008 . ANTARA/Didik Suhartono

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya bakal menggelar aksi menuntut pencabutan remisi I Nyoman Susrama, terpidana pembunuh wartawan Radar Bali AA Gde Bagus Narendra Prabangsa, pada hari ini. Aksi itu akan berlangsung di kawasan Gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya.

Simak juga: 3 Alasan Hukum Ini Bisa Dipakai Jokowi untuk Cabut Remisi Susrama

"Teman-teman AJI dari berbagai kota se-Jatim dan kawan-kawan dari kelompok sipil akan bergabung dalam aksi ini. AJI Indonesia juga akan datang," kata Faridl kepada Tempo, Selasa lalu, 5 Februari 2019.

Jurnalis Radar Bali AA Gede Bagus Narendra Prabangsa dibunuh pada 11 Februari 2009. Prabangsa dibuang ke laut dalam kondisi sekarat. Jasadnya ditemukan mengambang di Perairan Padang Bai, Karangasem, 16 Februari 2009.

Persidangan mengungkap bahwa otak pembunuhan terhadap Prabangsa adalah I Nyoman Susrama. Susrama kesal lantaran Prabangsa menulis ihwal dugaan korupsi proyek di Dinas Pendidikan Kabupaten Bangli. Susrama adalah adik Bupati Bangli saat itu, I Nengah Arwana. Keduanya merupakan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Advertising
Advertising

Desember lalu, Susrama menerima pemotongan masa tahanan dari hukuman seumur hidup menjadi 20 tahun penjara. Direktur Jenderal Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Sri Puguh Budi Utami mengakui tak melakukan profiling terhadap nama-nama yang diusulkan sebagai penerima remisi itu. Dia pun menawarkan jalan keluar agar pihak yang berkeberatan mengirim surat kepada Presiden Jokowi.

Jumat 8 Februari 2019 kemarin, AJI menyerahkan petisi pencabutan remisi Susrama kepada Direktorat Jenderal Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM. Petisi yang dihimpun melalui laman change.org itu telah ditandatangani oleh 45 ribu orang.

Direktur Jenderal Permasyarakatan Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami mengklaim sudah ada draf pembatalan remisi Susrama. Dia berujar draf itu sudah diajukan ke Istana dan tinggal menunggu diteken oleh Presiden Jokowi.

"Tinggal menunggu keputusan Presiden kapan mau diumumkan. Mungkin di Hari Pers Nasional (9 Februari)," kata Sri Puguh di kantornya, Jumat, 8 Februari 2019.

Remisi pembunuh Prabangsa menuai kritik dan kecaman pelbagai pihak. Pembunuhan Prabangsa adalah satu kasus yang sampai ke pengadilan hingga pelakunya dihukum. Menurut catatan AJI, 1996 masih ada delapan kasus kekerasan terhadap wartawan yang tak jelas penyelesaiannya.

Selain Prabangsa, berikut para wartawan yang dibunuh karena menjalankan tugasnya.

1. Fuad M Syafruddin alias Udin
Wartawan Harian Bernas Yogyakarta ini meninggal pada 16 Agustus 1996 karena dibunuh orang tak dikenal. Pembunuhan Udin diyakini kuat karena dia kerap mengkritik kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul yang ketika itu dipimpin Bupati Bantul Sri Roso. Udin banyak menulis ihwal korupsi dan bobroknya pemerintahan Bantul saat itu.

Majalah Tempo pada 2014 lalu menurunkan tulisan panjang tentang pembunuhan Udin. Salah satu yang diungkap ialah temuan memo dari Bupati Bantul Sri Roso untuk bawahannya yang meminta soal Udin ini "diselesaikan" sebelum 17 Agustus 1996.

Pada 13 Agustus 1996, Udin ditemukan terkapar bersimbah darah di depan rumahnya setelah dianiaya orang tak dikenal, lalu koma dan meninggal tiga hari setelahnya. Hingga 22 tahun setelah kematiannya, belum ada tindak lanjut pemerintah maupun aparat hukum untuk mengungkap dan menghukum pelaku serta aktor pembunuh Udin.

<!--more-->

2. Naimullah
Jurnalis Harian Sinar Pagi ini ditemukan tewas di mobilnya yang terparkir di Pantai Penimbungan, Kalimantan Barat, pada 25 Juli 1997. Kematiannya diduga kuat terkait tulisan-tulisannya terkait hubungan polisi dan pelaku pembalakan liar di Kalimantan. Hingga kini tak ada pengusutan yang serius mengenai kasus pembunuhan Naimullah.


3. Agus Mulyawan
Jurnalis Asia Press ini meninggal pada 25 September 1999 di Timor Timur, tak lama setelah referendum yang menandai lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Dia meninggal dalam penembakan di Pelabuhan Qom, Los Palos, yang diduga dilakukan oleh milisi yang dibina militer Indonesia. Tujuh orang lainnya turut meninggal dalam peristiwa itu.


4. Muhammad Jamaluddin
Juru kamera stasiun televisi TVRI ini bekerja di Aceh dan hilang sejak 20 Mei 2003. Dia ditemukan satu bulan kemudian di sebuah sungai dalam kondisi terikat, banyak luka, dan tak bernyawa. Pembunuhan Jamaluddin diduga terkait dengan liputannya soal konflik Aceh. Ketika itu, konflik tengah memuncak menyusul pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM) oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.


5. Ersa Siregar
Jurnalis stasiun televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) ini meninggal pada 29 Desember 2003 saat meliput konflik di Aceh. Dia terjebak dalam baku tembak antara pasukan Gerakan Aceh Merdeka dan Tentara Nasional Indonesia di Desa Alue Matang Aron.
Kepala Staf Angkatan Darat ketika itu, Ryamizard Ryacudu mengakui peluru yang menewaskan Ersa merupakan milik TNI. Namun, hingga kini tak pernah ada langkah hukum atas terbunuhnya Ersa.


<!--more-->

6. Herliyanto
Herliyanto adalah jurnalis Tabloid Delta Pos Sidoarjo, Dia ditemukan tewas di hutan jati Desa Tarokan, Banyuanyar, Probolinggo, pada 29 April 2006. Herliyanto diduga dibunuh karena tulisan-tulisan yang dia tulis, yaitu kasus korupsi penyelewenangan beras yang akhirnya menyeret kepala desa ke penjara. Polisi sempat menangkap tiga orang dan menetapkan mereka sebagai tersangka. Namun, pengadilan membebaskan ketiganya dan tak pernah ada tersangka baru dalam kasus ini.


7. Ardiansyah Matra'is Wibisono
Jurnalis stasiun televisi lokal di Merauke ini ditemukan tewas pada 29 Juli 2010 di kawasan Gudang Arang Sungai Maro, Merauke. Matra'is diduga dibunuh lantaran liputannya terkait persaingan politik para pejabat daerah memperebutkan proyek agrobisnis.


8. Alfred Mirulewan
Jurnalis Tabloid Pelangi di Maluku ini ditemukan tewas pada 18 Desember 2010. Alfred diduga dibunuh karena liputannya terkait kelangkaan bensin di Pulau Kisar. Polisi sebenarnya sudah menangkap empat orang pelaku yang kemudian divonis bersalah di pengadilan. Namun, terdapat pengaduan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang menyebutkan bahwa penetapan tersangka itu direkayasa, sedangkan pelaku sesungguhnya belum tertangkap.


9. Ridwan Salamun
Ridwan adalah koresponden SUN TV yang dibunuh massa saat meliput perkelahian di Tual, Maluku pada 2010. Di persidangan, hakim memutus bebas para terdakwa yang membunuh Ridwan. Kendati sudah meninggal, Ridwan juga masih saja ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap terlibat dalam kerusuhan.

Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

9 jam lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

12 jam lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

12 jam lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

8 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Isu Penyelewengan Dana Hibah BUMN

24 hari lalu

Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Isu Penyelewengan Dana Hibah BUMN

PWI Pusat melakukan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di 10 provinsi dengan dana dukungan Rp 6 miliar untuk periode Desember 2023 hingga Januari 2024.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

29 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

34 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

34 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

56 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Jelang Putusan Praperadilan Kasus Polisi Tidak Netral, Aiman Witjaksono: Bukan tentang Saya

27 Februari 2024

Jelang Putusan Praperadilan Kasus Polisi Tidak Netral, Aiman Witjaksono: Bukan tentang Saya

Komentar Aiman Witjaksono menjelang putusan praperadilan.

Baca Selengkapnya