Alasan Faisol Riza Baru Surati Ketua DPR soal Penculikan Aktivis

Jumat, 25 Januari 2019 20:26 WIB

Aksi Kamisan ke 570 dengan tema 12 Tahun Kamisan Pemilu Hampa, di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Januari 2019. TEMPO/TAUFIQ SIDDIQ

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa, Faisol Riza, membeberkan alasannya baru menyurati Ketua DPR Bambang Soesatyo ihwal penculikan paksa aktivis pro-demokrasi 1997/1998. Riza tak menampik surat yang baru dilayangkan itu berpeluang menuai anggapan adanya tujuan politik dari sejumlah pihak.

Baca: Faisol Riza Minta DPR Ambil Sikap Soal Kasus Penghilangan Orang

Riza menuturkan, niat mengirim surat itu telah ada sejak dirinya baru dilantik menjadi anggota DPR sekitar 10 bulan lalu. Eks aktivis yang turut menjadi korban penculikan pada 1997/1998 ini mengatakan merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap rekan-rekannya yang masih hilang dan keluarga mereka.

"Itu karena tanggung jawab moral saya terhadap keluarga korban yang selalu bertanya kepada saya, ke mana anak-anaknya kok sampai hari ini belum kembali," kata Riza kepada Tempo, Jumat, 25 Januari 2019.

Kendati sudah berniat sejak lama, Riza mengaku perlu mengumpulkan kekuatan dan keberanian untuk menulis surat itu. Dia mengatakan perasaan terancam dan terteror yang dia rasakan saat diculik masih mengikutinya sampai sekarang.

Advertising
Advertising

Selain itu, Riza berujar dia juga menimbang risiko yang mungkin menimpa keluarganya apabila dia mengungkit masalah penghilangan paksa aktivis yang termasuk pelanggaran HAM berat masa lalu itu.

Riza menjadi satu dari sejumlah korban penculikan oleh Tim Mawar yang dipimpin Prabowo Subianto--ketika itu Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus--pada 1998. Ada sembilan aktivis, termasuk Riza, yang kemudian dilepaskan.

Mereka ialah Desmond J Mahesa, Pius Lustrilanang, Rahardjo Walujo Djati, Nezar Patria, Aan Rusdiyanto, Mugiyanto, Andi Arief, dan Haryanto Taslam (almarhum). Sedangkan, sebanyak 13 aktivis masih hilang hingga sekarang. Para aktivis yang hilang yaitu Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Suyat, Yani Afri, Herman Hendrawan, Dedi Hamdun, Sony, Noval Alkatiri, Ismail, Ucok Siahaan, Yadin Muhidin, Hendra Hambali, dan Abdun Nasser.

Atas hilangnya 13 orang ini, Panitia Khusus DPR terkait penghilangan paksa 1997/1998 telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Rekomendasi yang disepakati secara aklamasi pada sidang paripurna 28 September 2008 itu di antaranya meminta agar pemerintah membentuk pengadilan HAM ad hoc dan mencari keberadaan para korban.

Namun, rekomendasi-rekomendasi ini tak kunjung dilakukan. Hal inilah yang kemudian disinggung Riza dalam suratnya kepada Ketua DPR Bambang Soesatyo. Riza meminta agar Ketua DPR menagih pelaksanaan rekomendasi-rekomendasi itu kepada Presiden. Politikus PKB ini juga mengirim surat serupa kepada Presiden Jokowi.

"Saya tidak menanyakan kepada pihak lain, tetapi kepada Presiden, karena memang Presiden punya tanggung jawab," kata Riza.

Menurut Riza, orang-orang yang menuduhnya politis justru tak mengerti trauma yang dia rasakan sebagai korban. Meski penculikan itu sudah lewat 20 tahun lalu, Riza mengaku masih khawatir diri dan keluarganya terancam. Riza pun mengaku lega selepas menulis dan mengirimkan surat itu kepada Bamsoet dan Jokowi.

Simak juga: Faisol Tak Peduli Surat Penuntasan Kasus HAM Dikaitkan Pilpres

"Tapi berhasil membuat dan mengirimkan surat itu kepada Bamsoet dan Jokowi, itu saya sudah merasa mengangkat sebagian besar beban saya, teror dan ketakutan saya di masa lalu dengan lumayan," kata dia.

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

10 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

15 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

23 hari lalu

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

Walid Daqqah, seorang novelis dan aktivis Palestina yang menghabiskan 38 tahun di penjara Israel, meninggal pada Minggu karena kanker

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

24 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

27 hari lalu

Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

Ketua Kampung Bayam, Furqon ditangkap. Warga menyebut penangkapan yang dilakukan Polres Jakarta Utara itu sebagai penculikan.

Baca Selengkapnya

Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

28 hari lalu

Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

Perkara penganiayaan ini bermula dari video viral Sures yang mengaku diculik dan dianiaya enam prajurit TNI dari Yonif Raider 100/PS.

Baca Selengkapnya

Viral Sopir Taksi Online Coba Lakukan Penculikan dan Peras Penumpang Wanita, Ini Tips Aman Gunakan Taksi Online

32 hari lalu

Viral Sopir Taksi Online Coba Lakukan Penculikan dan Peras Penumpang Wanita, Ini Tips Aman Gunakan Taksi Online

Video viral beredar soal percobaan penculikan terhadap wanita oleh sopir taksi online. Berikut tips aman naik taksi online.

Baca Selengkapnya

Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

34 hari lalu

Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

Sorbatua Siallagan gencar melawan upaya pencaplokan Toba Pulp Lestari. Ia dilaporkan karena menduduki kawasan hutan di area konsesi PT TPL.

Baca Selengkapnya

Kronologi Perempuan Hampir Diculik Sopir Grab, Sempat Alami Kekerasan, Diancam dan Diperas

35 hari lalu

Kronologi Perempuan Hampir Diculik Sopir Grab, Sempat Alami Kekerasan, Diancam dan Diperas

Ramai di media sosial unggahan cerita korban yang diduga mengalami tindakan kekerasan oleh sopir GrabCar. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

36 hari lalu

Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

Adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pada Selasa 26 Maret 2024 bahwa mengadakan pertemuan puncak dengan Jepang bukanlah kepentingan mereka

Baca Selengkapnya