Mengintip Isi Buku Gerwani yang Disita TNI karena Dituduh PKI

Jumat, 28 Desember 2018 07:31 WIB

Komando Distrik Militer 0809 Kediri mengamankan ratusan buku tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) di sejumlah toko buku di Kediri pada Rabu, 26 Desember 2018. Sumber: Istimewa

TEMPO.CO, Kediri - Pemilik toko buku yang dituding menjual buku berkata PKI dan komunisme angkat suara. Dia mempertanyakan tindakan aparat yang terburu-buru menyimpulkan buku tersebut sebagai dokumen terlarang.

Baca juga: TNI - Polisi di Kediri Sita Ratusan Buku Memuat Kata PKI

Helton, pemilik Toko Buku Abdi di Jalan Brawijaya, Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri membantah telah menyebarkan faham komunisme. Buku-buku yang dia jual justru sebagian diterbitkan oleh penerbit besar. “Buku itu di Yogya, Bandung, dan Jakarta banyak sekali,” kata Helton kepada Tempo melalui sambungan telepon, Kamis 27 Desember 2018.

Buku berjudul Gerwani: Kisah Tapol Wanita dari Kamp Plantungan misalnya, yang turut diamankan tentara dari sekian judul buku yang dia jual diterbitkan oleh Gramedia. Buku yang ditulis Amuwani Dwi Lestariningsih ini diterbitkan pada bulan September 2011 dengan nomor ISBN 9789797096021.

Dalam deskripsinya, buku ini mengisahkan sikap Orde Baru saat menangkapi anggota atau perempuan yang disangka terkait dengan Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) pada royan G30S 1965. Sebagian besar dari mereka dikurung di kamp tahanan politik (tapol) khusus perempuan di Plantungan tanpa melalui proses pengadilan. Di kamp tapol itu mereka disiksa fisik dan psikis sekaligus. Pelecehan seksual bahkan perkosaan menjadi hal yang lazim di tahanan yang seluruh penjaganya adalah lelaki.

Advertising
Advertising

Buku ini juga mengisahkan duka-cerita yang dipikul salah seorang korban salah-tangkap itu, Sumilah. Derita salah-sangka itu tidak berakhir ketika mereka dilepaskan penguasa pada 1979. Mereka harus memikul beban dihina oleh masyarakat sebagai bekas tapol.

Demikian pula dengan buku-buku lain seperti Di Bawah Lentera Merah karangan Soe Hok Gie yang diterbitkan oleh Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta tahun 1999. Buku itu menarasikan satu periode krusial dalam sejarah Indonesia, ketika benih-benih gagasan kebangsaan mulai disemaikan, antara lain lewat upaya berorganisasi.

Melalui sumber data berupa kliping-kliping koran antara tahun 1917-1920-an dan wawancara autentik yang berhasil dilakukan terhadap tokoh-tokoh sejarah yang masih tersisa, penulisnya mencoba melacak bagaimana bentuk pergerakan Indonesia, apa gagasan substansialnya, serta upaya macam apa yang dilakukan oleh para tokoh Sarekat Islam Semarang pada kurun waktu 1917-an.

Menurut Helton, buku yang di judulnya tertulis PKI dan komunisme itu sudah sudah lama beredar di kota-kota besar seperti Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Bahkan dia sendiri sudah menyimpannya sejak setahun lalu dan memajangnya sebagai produk kurang laku. Namun sejauh ini tak pernah ada yang mempermasalahkan. “Buku itu saya dapatkan dari teman di Bandung, dan sudah setahun saya pajang tak laku-laku,” katanya.

Baca juga: Kisah Budi Pego, Tolak Tambang Emas Tapi Dituduh Komunis

Dia berharap aparat Kepolisian dan TNI bisa mengkaji materi buku-buku tersebut dengan jernih sebelum membuat kesimpulan soal penyebaran faham komunisme. Dari toko bukunya, aparat menyita 19 buku yang diduga terlarang. “Ini saya mau rapat di kantor kecamatan dengan polisi dan Babinsa soal buku-buku itu,” kata dia.

Dari penelusuran Tempo di lapak jual beli buku online, buku-buku yang disita aparat TNI dan Polri karena dituduh berbau PKI itu masih diperjualbelikan secara bebas.

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

10 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

13 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

14 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

17 jam lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

18 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

18 jam lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

19 jam lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

19 jam lalu

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

1 hari lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

1 hari lalu

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah belakangan viral di media sosial sebagai perwira tinggi bintang satu termuda. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya