Empat Poin Pendiri PAN Desak Amien Rais Mundur
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Syailendra Persada
Kamis, 27 Desember 2018 07:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) dilanda gonjang-ganjing. Lima orang yang menyebut dirinya pendiri partai itu menuntut Amien Rais mundur dari dunia politik dan PAN. Kelima orang itu ialah Abdillah Toha, mantan penasihat Wakil Presiden; advokat senior Albert Hasibuan, sastrawan dan jurnalis senior Goenawan Mohamad, penyair dan tokoh budaya Toety Heraty, dan Zumrotin.
Baca: Lima Pendiri PAN Minta Amien Rais Mundur
Amien Rais juga merupakan salah satu pendiri PAN. Ia kini menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan partai berlambang matahari terbit itu. Dia juga terlibat sebagai anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Berikut beberapa alasan para pendiri PAN mendesak Amien Rais mundur:
1. Regenerasi
Dalam suratnya, kelima pendiri PAN itu menyarankan Amien Rais mundur dari politik praktis dan menyerahkan partai kepada generasi yang ada di bawahnya.
"Barangkali sudah saatnya Saudara mengundurkan diri dari kiprah politik praktis sehari-hari, menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus, dan menempatkan diri Saudara sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri kita," demikian tertulis dalam surat terbuka yang dirilis pada hari ini, Rabu, 26 Desember 2018.
2. Tak sejalan dengan prinsip PAN
Kelima pendiri ini dalam suratnya menyebut PAN merupakan partai yang menjunjung kebebasan berpendapat dan demokrasi. Mereka juga menyatakan partai tersebut terbuka, memelihara kemajemukan, dan tidak memosisikan diri mewakili golongan tertentu. PAN, kata kelima orang ini, juga percaya dan mendukung setiap warga negara memiliki kedudukan sama di muka hukum, tidak mengenal mayoritas serta minoritas.
Kelima orang ini pun menilai Amien tak lagi sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut. "Kami mendapatkan kesan kuat bahwa Saudara Amien Rais, sejak mengundurkan diri sebagai ketua umum PAN sampai sekarang, baik secara pribadi maupun mengatasnamakan PAN, seringkali melakukan kiprah manuver politik yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip itu."
Menurut mereka, Amien semakin lama kian eksklusif dan tidak menumbuhkan kerukunan bangsa dalam berbagai pernyataan dan sikap politiknya.
<!--more-->
3. Dituduh ingin mengembalikan Orde Baru
Dalam suratnya, para pendiri menyebut PAN merupakan partai yang bebas dari orde baru. Namun, mereka menuduh Amie Rais malah ingin kembali ke masa Soeharto. Sebab, ia bergabung dengan koalisi partai yang terkesan mendukung kembalinya kekuatan orde baru.
4. Agama sebagai kekuatan politik
Berikutnya, kelima orang tersebut juga menganggap Amien menggunakan agama sebagai kekuatan politik. "Saudara telah menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan."
Amien sebagai ilmuwan politik juga dinilai gagal mencerdaskan bangsa. Yang terjadi malah ikut mengeruhkan suasana dalam negeri dengan menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia. Mereka juga menyebut Amien terkesan berat menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya dengan terus melakukan manuver politik. Mereka menilai manuver Amien itu destruktif untuk masa depan partai.
Bagaimana sikap partai terhadap desakan ini? baca terusannya
<!--more-->
Menanggapi desakan tersebut, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan partainya solid mendukung posisi dan pandangan politik Amien Rais. Eddy menuturkan, kelima orang itu adalah pendiri PAN yang sudah lama tidak aktif dan tak punya akar di partai.
Simak: Pendiri Desak Amien Rais Mundur, Sekjen PAN: Mereka Dukung Jokowi
Selain itu, kata dia, mereka adalah pendukung pasangan calon presiden-wakil presiden calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi - Ma'ruf Amin). Sedangkan Amien Rais dan PAN mengusung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo - Sandiaga. "Saya pribadi akan mengabaikan imbauan mereka," kata Eddy yang juga merupakan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga ini.