5 Fakta Tsunami Selat Sunda: Dari Erupsi - Longsor Bawah Laut

Senin, 24 Desember 2018 12:32 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Tsunami menerjang sejumlah kawasan di pesisir pantai Banten dan Lampung Selatan. Tsunami Selat Sunda ini terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam.

Baca: Kisah Manajer yang Sembunyi di Kontainer saat Tsunami Selat Sunda

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 281 orang meninggal, 1.016 luka-luka, dan 57 orang masih hilang. Sementara itu, 2.500 orang di Lampung mengungsi.

Tsunami Selat Sunda ini berbeda lantaran tidak disebabkan oleh goyangan gempa bumi. Berikut sejumlah fakta bencana tsunami Selat Sunda hingga hari ke dua:

1. Akibat Erupsi Gunung Krakatau

Advertising
Advertising

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau ditengarai sebagai penyebab dari tsunami yang melanda pesisir pantai Banten dan Lampung. Erupsi diperkirakan terjadi pada pukul 21.17 WIB dan mengakibatkan gelombang arus pasang naik.

Baca juga: Cerita Manajer: Bunyi Klatak-klatak Sebelum Tsunami Selat Sunda

2. Fenomena Alam Ganda

Selain erupsi, menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rachmat Triyono mengatakan, tsunami Selat Sunda juga dipicu oleh gelombang pasang karena bulan purnama.

"Ada indikasi yang terjadi memang pada hari yang sama ada gelombang tinggi, ada bulan purnama namun juga terjadi erupsi Anak Gunung Krakatau yang diduga mengakibatkan tsunami," katanya kemarin.

BMKG pun pada Sabtu pagi pukul 07.00 WIB telah mengeluarkan peringatan dini adanya gelombang pasang setinggi dua meter di perairan Selat Sunda. Peringatan tersebut berlaku hingga tanggal 25 Desember 2018 mendatang. Dan gelombang tinggi yang mengakibatkan tsunami terbentuk setelah terjadi erupsi pada Gunung Anak Krakatau.

<!--more-->

3. Longsor Bawah Laut

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tsunami Selat Sunda tidak dipicu oleh gempa bumi. Sebab, kata dia, tidak ada aktivitas tektonik yang terdeteksi memicu tsunami.

Simak: Tsunami Selat Sunda Menyisakan Mobil-mobil yang Teronggok

"Kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau," ujarnya

Sutopo mengatakan Badan Geologi memang mendeteksi adanya erupsi Gunung Anak Krakatau pada pukul 21.03 kemarin. Erupsi ini menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak. Namun, seismik di Stasiun Setung tak merekam adanya getaran tremor dengan frekuensi tinggi.

4. Tidak Ada Peringatan Dini Tsunami

Tsunami Selat Sunda terjadi tanpa ada bunyi sirene atau peringatan dini lainnya. Rachmat Triyono menjelaskan alasan tak ada peringatan dini terkait tsunami Selat Sunda, karena alat yang dimiliki oleh BMKG saat ini hanya untuk melaporkan peringatan dini alias early warning system untuk tsunami yang diakibatkan gempa tektonik saja.

Simak juga: Jokowi Bertolak ke Banten, Cek Penanganan Tsunami Selat Sunda

5. Cuaca cerah saat hari kejadian

Sejumlah saksi mata selamat dari insiden tsunami Selat Sunda ini mengatakan cuaca di sekitar perairan Tanjung Lesung cerah saat hari kejadian. Bahkan ombak di luat pun cenderung tenang. Wisatawan bahkan bisa bermain wahana air di pagi harinya.

Berita terkait

Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Distrik Bonggo di Papua, BMKG Pastikan Nihil Tsunami

4 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Distrik Bonggo di Papua, BMKG Pastikan Nihil Tsunami

Hingga pukul 16.48 WIB, Jumat sore, 1 November 2024, BMKG pastikan tak ada aktivitas gempa susulan.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa di Laut Maluku M4,8 Guncang Sulawesi Utara, Tidak Berpotensi Tsunami

24 hari lalu

Info Terkini Gempa di Laut Maluku M4,8 Guncang Sulawesi Utara, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Minahasa Tenggara dengan skala intensitas III MMI.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Jess No Limit di Antara Gempa Cianjur Selatan dan Tsunami Kecil di Jepang

41 hari lalu

Top 3 Tekno: Jess No Limit di Antara Gempa Cianjur Selatan dan Tsunami Kecil di Jepang

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 25 September 2024, didominasi berita peristiwa gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa M5,9 di Jepang Picu Tsunami 0,5 Meter, Karena Gunung Api Bawah Laut?

42 hari lalu

Gempa M5,9 di Jepang Picu Tsunami 0,5 Meter, Karena Gunung Api Bawah Laut?

Dari sebelumnya diminta waspada untuk prediksi setinggi satu meter, tsunami benar datang dan mencapai, antara lain, Pulau Hachijo setinggi 50 cm.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,7 di Zona Megathrust Izu-Ogasawara Jepang Picu Peringatan Tsunami

42 hari lalu

Info Terkini Gempa M5,7 di Zona Megathrust Izu-Ogasawara Jepang Picu Peringatan Tsunami

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas subduksi lempeng pada zona megathrust Izu-Ogasawara.

Baca Selengkapnya

Tsunami 110 Meter Terjadi di Pedalaman Greenland 2023, Penyebab Getaran Gempa Aneh

42 hari lalu

Tsunami 110 Meter Terjadi di Pedalaman Greenland 2023, Penyebab Getaran Gempa Aneh

Sebuah obyek seismik tak dikenal atau Unidentified Seismic Object (USO) terdeteksi pada tahun lalu. Janggal sebagai sebuah gempa.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Gunakan TV Digital untuk Peringatan Dini Bencana, Jangan Sembarang Masukkan Kode Pos

42 hari lalu

Pemerintah Gunakan TV Digital untuk Peringatan Dini Bencana, Jangan Sembarang Masukkan Kode Pos

Sistem peringatan dini bencana akan muncul di layar TV digital begitu terjadi bencana sesuai dengan kode pos yang dimasukkan di televisi.

Baca Selengkapnya

Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

55 hari lalu

Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

Edaran dibuat meski wilayah Kabupaten Bekasi tak berbatasan dengan perairan Selat Sunda ataupun laut selatan Jawa, lokasi zona gempa megathrust

Baca Selengkapnya

Tsunami PHK di Industri Manufaktur Berlanjut

4 September 2024

Tsunami PHK di Industri Manufaktur Berlanjut

Gelombang tsunami PHK terus bergulir. Industri manufaktur merupakan sektor yang paling banyak melakukan PHK.

Baca Selengkapnya

Dampak Gempa Maksimal di Segmen Megathrust dan Cuaca Ekstrem Bogor Awas Berulang di Top 3 Tekno

4 September 2024

Dampak Gempa Maksimal di Segmen Megathrust dan Cuaca Ekstrem Bogor Awas Berulang di Top 3 Tekno

op 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 4 September 2024, dipuncaki artikel penjelasan segmen-segmen megathrust di Indonesia oleh peneliti BRIN.

Baca Selengkapnya