Dahnil Anzar Beberkan Empat Poin Pertemuan SBY - Prabowo
Reporter
Ryan Dwiky Anggriawan
Editor
Syailendra Persada
Sabtu, 22 Desember 2018 10:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, membeberkan beberapa poin pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jumat, 21 Desember 2018, Prabowo bertandang ke rumah SBY di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Baca: Pertemuan SBY - Prabowo: Kisah Intelijen, Nasi Bakar, dan Maraton
Berikut beberapa poin dari pertemuan tersebut:
1. SBY - Prabowo akan maksimalkan kampanye ke masyarakat
Menurut Dahnil, poin pertama adalah kesepakatan SBY - Prabowo untuk memaksimalkan kampanye langsung kepada masyarakat. "Terutama terkait dengan dua masalah penting yang dikeluhkan masyarakat, yakni kondisi ekonomi yang sulit karena harga-harga mahal dan lapangan pekerjaan yang tak banyak tersedia," kata Dahnil kepada Tempo, Sabtu, 22 Desember 2018.
<!--more-->
2. SBY - Prabowo sepakat banyak ketidakadilan
Poin kedua, kata Dahnil, SBY dan Prabowo melihat adanya ketidakadilan yang masif sehingga menjadi ancaman serius bagi Indonesia. Ketidakadilan ini, kata dia, akan menyebabkan kemarahan akumulatif dan sangat berbahaya.
Simak: Kubu Prabowo: Tim Jokowi Serang Personal Prabowo Karena Panik
3. Kepercayaan terhadap lembaga Pemilu
Poin ketiga, kata dia, SBY - Prabowo akan memberi perhatian khusus terhadap kepercayaan publik atas lembaga penyelenggara pemilu. Ia mengatakan SBY - Prabowo akan fokus agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bekerja secara profesional dan adil sehingga menghadirkan pemilu yang berkualitas.
<!--more-->
4. Netralitas TNI, Polri, BIN
Poin terakhir, kata dia, terkait dengan netralitas aparatur negara seperti Polri, BIN, Kejaksaan, dan TNI. Dahnil mengatakan SBY - Prabowo memiliki kekhawatiran bahwa peran aparat keamanan tersebut dapat dimanfaatkan menjadi alat politik kekuasaan.
Simak: BPN Klaim Elektabilitas Prabowo - Sandiaga Meningkat 15 Persen
"Dan mengingatkan (aparat keamanan) bahwa kekuasaan silih berganti. Jadi jangan berlaku zalim masyarakat sudah sangat cerdas dan mereka semua bisa merasakan ketidakadilan masif dipraktikkan," kata juru bicara BPN Prabowo - Sandiaga ini.