Alasan TGB Masuk Golkar: Partai Moderat, Tidak Kanan, Tidak Kiri

Jumat, 21 Desember 2018 05:32 WIB

Presiden Jokowi (kanan) berbincang dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi saat tiba di Desa Pemenang Barat, Lombok Utara, NTB, Ahad, 2 September 2018. Bantuan yang diberikan berupa tabungan Rp 50 juta untuk perbaikan rumah yang rusak berat. ANTARA/Ahmad Subaidi.

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Tengah menjadi alasan Tuan Guru Bajang Zainul Majdi atau TGB memilih bergabung ke Partai Golkar. Partai tengah yang dimaksud adalah partai moderat yang berada di tengah secara ideologi. Dengan kata lain, bukan partai agama di 'kanan', ataupun partai sosialis-komunis di kutub ekstrem 'kiri'.

Baca: Gabung Golkar, TGB Dapat Dua Jabatan Penting

"Partai Golkar merupakan partai tengah yang kokoh padanya nilai meritokrasi. Saya sering mengatakan, moderasi atau sikap pertengahan itu penting sekali dalam membangun bangsa ini," kata TGB menjelaskan alasannya bergabung, usai acara silaturahmi akhir tahun Keluarga Besar Golkar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Kamis, 20 Desember 2018.

Menurut mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat ini, sikap moderat dengan pola berpikir mencari solusi, tidak konfrontatif dan tidak diametral amat penting untuk masa depan Indonesia. "Jadi saya berterima kasih sudah diterima. Sebagai Muslim, saya maknakan ini sebagai dakwah dengan niat memberi kontribusi untuk Indonesia," ujar dia.

TGB mengakui bahwa ada proses komunikasi yang sudah cukup lama sebelum akhirnya memutuskan bergabung ke Partai Golkar. Ketua Umum Partai Golkar mengatakan, tawaran bergabung ke partai beringin sudah disampaikan setelah masa jabatan TGB sebagai gubernur berakhir, 17 September 2018.

Advertising
Advertising

"Kami berbicara dan ada chemistry. Sehingga, tinggal mencari waktu pengumuman yang tepat, kebetulan menjelang akhir tahun ada acara silaturahmi dengan para senior Golkar ini," ujar Airlangga.

Saat berkunjung ke kantor Tempo sebelum melepas jabatan gubernur, TGB tak menampik dirinya sudah ditawari pindah partai oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Tawaran itu disampaikan menyusul kemungkinan TGB dijatuhi sanksi oleh Partai Demokrat karena mendukung Presiden Joko Widodo di pemilihan presiden 2019.

Simak juga: Bergabungnya TGB tak Sesuai Anggaran Dasar Golkar

Kendati demikian, saat itu TGB menganggap tawaran tersebut disampaikan Airlangga secara spontan saja. Sebab, TGB berujar, hubungannya dengan Airlangga selama ini ibarat abang dan adik. "Beliau kan lebih tua dari saya, saya panggilnya bang. Mungkin beliau agak kasihan juga melihat di media, gara-gara dukungan ini adiknya mau dikasih sanksi itu," kata TGB di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, Kamis, 12 Juli 2018.

Berita terkait

Nama Kapolda Ahmad Luthfi Masuk Radar Golkar untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024

11 jam lalu

Nama Kapolda Ahmad Luthfi Masuk Radar Golkar untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024

Nama Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi masuk radar Partai Golkar untuk ikut dalam kontestasi Pilgub Jateng 2024.

Baca Selengkapnya

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

13 jam lalu

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

PKS dan Golkar akan berkoalisi di Pilkada Depok dengan mengusung pasangan Imam Budi Hartono - Ririn Farabi A Rafiq. NasDem dikabarkan akan bergabung.

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

2 hari lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

2 hari lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

2 hari lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

3 hari lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Airin Rachmi Diany, Maju Pilkada Banten hingga Dianggap Role Model

3 hari lalu

5 Hal tentang Airin Rachmi Diany, Maju Pilkada Banten hingga Dianggap Role Model

Airin Rachmi Diany salah satu kader Golkar yang maju mendaftar Pilkada Banten

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

3 hari lalu

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan saat ini Ridwan Kamil memiliki dua surat tugas untuk Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

4 hari lalu

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

Dua kader Golkar ini melamar jadi calon gubernur Banten dan Jakarta lewat PKB. Muhaimin Iskandar sebut belum jamin akan berkoalisi.

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

4 hari lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya