Tentang Hasil Kongres Kebudayaan yang Diserahkan ke Jokowi

Reporter

Friski Riana

Editor

Elik Susanto

Senin, 10 Desember 2018 05:48 WIB

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan sebelum meletakkan batu pertama pembangunan tower Universitas Muhammadiyah Lamongan (UML) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur, Senin 19 November 2018. Presiden meresmikan Masjid Kampus Ki Bagus Hadikusumo, menyerahkan skep perubahan status enam perguruan tinggi Muhammadiyah serta peletakan batu pertama pembangunan tower Universitas Muhammadiyah Lamongan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Strategi Kebudayaan telah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Penyerahan berlangsung di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Minggu, 9 Desember 2018. Ini merupakan hasil Kongres Kebudayaan Indonesia yang berlangsung 5-9 Desember 2018.

Baca: Saat Jokowi Baca Sajak Diponegoro di Kongres Kebudayaan

Strategi Kebudayaan berisi kumpulan pokok-pokok pikiran peserta kongres dari daerah, yang selajutnya akan disahkan oleh Presiden berlaku untuk 20 tahun ke depan. "Saya harap Strategi Kebudayaan menjadi dokumen pemajuan kebudayaan nasional untuk 20 tahun ke depan," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Menurut Muhadjir Effendy, kongres dilaksanakan dan diikuti sekitar 7.000 orang. Ini, kata Menteri, adalah tindak lanjut daru instruksi Presiden Joko Widodo pada Agustus 2016 agar membuat Strategi Kebudayaan.

Sebelum menyampaikan sambutan, Presiden Jokowi terlebih dulu menyerahkan penghargaan kepada para budayawan seperti D. Zawawi Imron, I Gusti Ngurah Putu Wijaya dan Tim Restorasi Candi Borobudur Hubertus Sadirin dan Ismijono.

Zawawi Imron dalam pidatonya mengatakan Kongres Kebudayaan menandakan bakal datangnya warna dan harkat baru dalam kebudayaan Indonesia. "Kongres Kebudayaan Indonesia ini telah benar-benar menjadi ajang kreativitas tentang bagaimana bangsa ke depan," kata Zawawi mewakili seniman dan budayawan pada sesi acara penutupan tersebut.

Upaya untuk membawa Indonesia yang semakin maju dan mampu mengejar ketertinggalan dari negara lain, kata Zawawi, membutuhkan hati masyarakat yang indah. "Butuh hati bersih dan indah agar tidak cekcok, tidak ada fitnah yang bisa mengadu domba kita".

Dijelaskannya bahwa beragam peserta yang ikut dalam Kongres Kebudayaan merupakan cerminan tentang Tanah Air Indonesia yang subur dan indah. Karena itu, kata dia, Indonesia harus diurus dengan budi pekerti.

Budayawan, kata Zawawi, bertekad turut mengejar ketertinggalan dari negara lain. Sehingga Indonesia tidak hanya sejajar dengan negara - negara maju, tapi nama Indonesia harum di tengah-tengah kebudayaaan dunia.

Mengurus tanah air dengan hati yang indah, kata Zawawi, sudah menjadi budaya dari nenek moyang orang Bugis, yang bunyinya "Berpikirlah kamu dengan hati jernih maka kemuliaan akan menyelimuti hatimu". Kata Zawawi: "Hati dari kebudayaan yang indah tidak punya waktu berkelahi, mereka tidak punya waktu untuk menjelek-jelekkan orang lain".

Advertising
Advertising

Budaya masyarakat Indonesia ke depan, Zawawi menambahkan, adalah budaya akal sehat kolektif, sesama manusia tidak saling bertengkar. "Yang ada adalah kebersamaan memuliakan dan memerdekakan rakyat dari segala macam ancaman," kata dia.

Jokowi dalam sambutannya mengatakan, pentingnya toleransi dan kolaborasi dalam menghadapi kompleksitas lalu lintas budaya. "Kita harus membangun kesungguhan bersama untuk bertoleransi dan untuk berbagi. Kita harus menjaga agar interaksi tidak didominasi untuk berkontestasi semata, tetapi interaksi tersebut harus dilandasi jiwa toleransi dan semangat berbagi," kata Jokowi.

Kompleksitas lalu lintas budaya, menurut Jokowi, terjadi karena semua bangsa di dunia, termasuk Indonesia, semakin lama kian tinggi bersentuhannya. Perkembangan teknologi transportasi telah memungkinkan orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara yang sangat mudah dan sangat cepat.

Perkembangan teknologi informasi juga memungkinkan mobilitas angka, mobilitas kata, mobilitas gambar, dan video semakin mudah untuk dijangkau. "Fenomena ini membuat lalu lintas dan interaksi budaya semakin padat dan kompleks, baik itu berupa interaksi antarkelompok, dan antarbangsa. Interaksi antarkearifan, termasuk interaksi antara yang lama dan yang baru," kata Jokowi.

ANTARA

Berita terkait

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

3 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

3 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

4 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

8 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

17 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

18 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

18 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

20 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

20 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

21 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya