Remotivi Sebut Protes Prabowo ke Media Justru Membingungkan

Kamis, 6 Desember 2018 09:46 WIB

Muhammad Heychael dari Remotivi (tengah), memberikan pemaparan ditemani Qaris Tajudin dan Yosep Stanley Adi Setyo dari Dewan Pers dalam acara diskusi ruang tengah yang membahas "Etika di Belakang Kamera: Benarkah Cover Majalah Tempo Melanggar Kode Etik" di kantor TEMPO, Jakarta, 21 Januari 2016. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Divisi Penelitian Lembaga Pusat Kajian Media dan Komunikasi Remotivi, Muhamad Heychael, menyebut protes calon presiden Prabowo Subianto terhadap media dan wartawan ihwal pemberitaan Reuni 212 justru membingungkan.

Baca: Protes Prabowo ke Media, AJI: Publik Menilai Mana yang Akurat

Prabowo sebelumnya memprotes media yang disebutnya tidak menyiarkan acara Reuni 212. Dia juga menyoal pemberitaan media yang tak menyebut bahwa orang yang hadir mencapai jutaan hingga belasan juta.

Heychael mengatakan, menurut pengamatan lembaganya, stasiun-stasiun televisi sebenarnya ikut menyiarkan acara tersebut. Namun siaran itu memang tak berlangsung hampir sepanjang acara seperti yang dilakukan sebuah stasiun televisi swasta.

"Sejauh pengamatan kami menyiarkan, memang tidak semuanya seperti TV One yang bisa dibilang seharian," kata Heychael kepada Tempo, Rabu malam, 5 Desember 2018.

Heychael menuturkan, Remotivi mengamati siaran-siaran sejumlah stasiun televisi berbentuk berita pendek yang ditayangkan beberapa kali. Dia pun berujar, stasiun televisi tidak memiliki kewajiban untuk menyiarkan acara itu seperti TV One yang menayangkannya seharian.

Baca: Geram Pemberitaan Reuni 212, Prabowo Omeli Media dan Jurnalis

Advertising
Advertising

Menanggapi protes Prabowo yang menyoal acara Reuni 212 tak menjadi berita utama alias headline koran nasional, dosen di Universitas Multimedia Nusantara ini berujar, lagi-lagi media tak memiliki kewajiban untuk menjadikannya headline. Redaksi, kata Heychael, jelas memiliki pertimbangan dan bebas menentukan apa yang layak dimuat serta menjadi berita utama. "Itu bukan mandatori, apa mandatori-nya untuk jadi headline?"

Ketiga, ihwal jumlah peserta Reuni 212. Heychael mengatakan hal ini menjadi persoalan sejak demonstrasi pada 2 Desember 2016. Heychael merujuk pada perkiraan yang dibuat BBC Indonesia dua tahun lalu.

BBC menganalisis berdasarkan luas ruang dan kepadatan orang tiap meter persegi. Hasilnya, jumlah peserta aksi 2 Desember 2016 diperkirakan 500 ribu orang. Namun panitia mengklaim jumlah peserta mencapai tujuh juta. Perbedaan ini pun memicu perdebatan di media sosial.

"Justru aneh kalau wartawan yang harusnya bekerja berdasarkan fakta dipaksa untuk mengakui angka yang enggak masuk akal," ujar Heychael.

Baca: Pidato Lengkap Prabowo yang Memurkai Media soal Reuni 212

Prabowo sebelumnya mengungkapkan protesnya karena media-media kondang di Indonesia tak memberitakan kegiatan Reuni 212. Dia juga tak terima ada pemberitaan media yang menyebut jumlah massa yang hadir tak sampai belasan juta.

"Hampir semua media tidak mau meliput sebelas juta lebih orang yang kumpul," kata Prabowo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.

Prabowo juga menyinggung media cetak yang tak menulis kegiatan itu. Salah satunya, Prabowo memprotes Koran Tempo yang tak menulis perihal itu. "Di tempo.co ada? Tapi koran enggak ada kan," kata Prabowo.

Di media sosial, politikus pendukung Prabowo juga membuat perbandingan antara headline koran-koran nasional pada hari Senin, 3 Desember. Politikus Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, misalnya, mengunggah foto headline koran-koran nasional di akun Twitternya sembari menuding media sulit berlaku adil.

Ada enam koran nasional yang difoto, yakni Republika, Kompas, Media Indonesia, Rakyat Merdeka, Jawa Pos, dan Koran Tempo. Dari enam, hanya dua media, yakni Republika dan Rakyat Merdeka yang memuat berita utama ihwal Reuni 212.

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

4 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

6 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

6 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

6 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

10 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

10 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

11 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

13 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

14 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

14 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya