Kapolri Beberkan Pemicu Kasus Pembunuhan Pekerja Proyek di Nduga
Reporter
Antara
Editor
Elik Susanto
Kamis, 6 Desember 2018 03:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan masalah kesejahteraan merupakan persoalan utama pemicu tindak kekerasan di Papua. Di antara kekerasan terbaru yaitu pembunuhan terhadap pekerja proyek jembatan di Distrik Yall, Kabupaten Nduga.
Baca: TNI - Polri Evakuasi 15 Jenazah Korban Pembunuhan di Nduga
"Akar masalah utama dari aksi kekerasan bersenjata oleh kelompok-kelompok ini terutama karena memang masalah pembangunan, masalah kesejahteraan," kata Tito usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu, 5 Desember 2018.
Menurut Tito, pembangunan infrastruktur yang agak terlambat karena geografis yang sulit diduga memicu kelompok-kelompok yang tidak sabar untuk menampilkan eksistensi mereka. Kendati begitu, pemerintah terus melakukan pembukaan akses jalan Trans Papua sepanjang 4.600 kilometer.
Presiden Jokowi, menurut Tito, tetap mendorong pembangunan dengan memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Zeni TNI untuk membangun jalan. "Mereka menunggu pembangunan. Ini membuka akses kepada mereka. Tapi ya kelompok-kelompok bersenjata seringkali tidak sabar, menunjukkan eksistensi," kata Tito.
Kendala yang terjadi dalam proses pembangunan yakni kondisi geografis yang berat sehingga pekerjaan pembangunan jalan terhambat. Tito mengatakan, insiden oleh kelompok bersenjata dahulunya kerap terjadi di kawasan Papua Barat. Namun, karena pembangunan telah berjalan baik, gangguan itu jarang terjadi.
Kapolri menjelaskan informasi sementara terdapat 19 pekerja pembangun jembatan Distrik Yall. Mereka terwas karena diserang kelompok kriminal bersenjata. Ada satu personel TNI juga gugur ketika Pos TNI di Mbua diserang.
Jumlah korban meninggal masih simpang siur. Sebelum, informasi yang beredar jumlah korban pembunuhan oleh kelompok bersenjata sebanyak 31 orang. Mereka adalah pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua, yang dilaksanakan PT Istaka Karya.