Basarah Sebut Soeharto Guru Korupsi, Fadli Zon: Tak Ada Bukti

Jumat, 30 November 2018 06:44 WIB

Fadli Zon. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon mengkritik pernyataan anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah, yang menyebut maraknya korupsi di Indonesia dimulai sejak era Presiden Soeharto. Fadli mengatakan ujaran Basarah tak tepat.

"Ucapan saudara Ahmad Basarah tidak ada bukti yang kuat," kata Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 29 November 2018.

Baca: Partai Berkarya Minta Basarah Jelaskan Soal Soeharto Guru Korupsi

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah sebelumnya mengatakan guru korupsi di Indonesia adalah Presiden Soeharto. Menurut dia, korupsi mengakar pada masa mertua calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto itu berkuasa. Adapun Basarah mengatakan hal tersebut menanggapi pidato Prabowo Subianto di Singapura yang menyindir para elite pemerintahan Indonesia yang sarat korupsi dan suap-menyuap.

Menurut Fadli, krisis moneter yang terjadi kala itu lantaran adanya pergerakan arus modal yang besar dan tak terbendung. Selain itu, krisis moneter terjadi karena faktor internasional yang membuat ekonomi makin tak tentu.

Advertising
Advertising

Fadli lantas mengingatkan Basarah untuk menjaga ucapan. Sebab, kata dia, dikhawatirkan ucapannya itu bakal memercik ke muka sendiri. Fadli pun menyebut masa Orde Baru sebagai era pemerintah yang berprestasi.

Baca: PDIP Sebut Soeharto Guru Korupsi, Berkarya Singgung Bung Karno

Menurut Fadli, pemerintahan saat kepemimpinan Soeharto melakukan pencapaian infrastruktur yang masif. Bahkan, kata dia, pembangunan konstan berada di angka 7 persen selama bertahun-tahun. Ia juga mengatakan Soeharto berhasil mengentaskan kemiskinan.

Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada Zainal Arifin Mochtar, Mei lalu, kepada Tempo, mengatakan kasus di zaman Orde Baru benar terjadi. Muasalnya karena adanya sentralisasi kekuasaan.

Nyaring bunyi korupsi menjadi nyenyat di kuping lantaran kekuasaan yang sentralistis membuat kasus-kasus korupsi seolah-olah senyap. Pada saat itu, kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme di menjadi legal karena memiliki payung hukum berupa keputusan presiden (keppres). "Misal keppres-keppres yang memberikan kewenangan tertentu pada anak Pak Harto kala itu," kata Zainal.

Upaya melacak korupsi Soeharto pun sempat dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Bank Dunia. Kedua lembaga itu meluncurkan berkas 48 halaman berjudul Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative atau Prakarsa Pengembalian Aset Curian. Dalam berkas itu dilansir sepuluh pemimpin politik paling korup di dunia. Soeharto bertengger di urutan pertama. Berdasarkan data itu, total hasil curiannya mencapai US$ 15-35 miliar atau sekitar Rp 135-315 triliun pada kurs 2007.

Baca: Tanggapi Pidato Prabowo, Basarah: Soeharto Guru Korupsi Indonesia

Berita terkait

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

13 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

22 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

23 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

1 hari lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

2 hari lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

2 hari lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

2 hari lalu

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

Sidang pemeriksaan pendahuluan gugatan PDIP terkait dugaan perbuatan melawan hukum oleh KPU telah gelar pukul 10.00 WIB, Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

3 hari lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan, gugatan PDIP salah alamat jika ingin membatalkan pelantikan kliennya

Baca Selengkapnya