Kasus Penembakan di Sampang, Jokowi: Kesalahan Besar
Reporter
Ahmad Rafiq (Kontributor)
Editor
Juli Hantoro
Rabu, 28 November 2018 16:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku sangat menyayangkan terjadinya kasus penembakan akibat perbedaan dukungan calon presiden. Dia berharap semua pemimpin di daerah terus megingatkan warganya untuk saling menghormati perbedaan pilihan politik.
Baca juga: Survei: Jokowi Unggul di Kalangan NU, Prabowo di Muhammadiyah
"Setiap lima tahun ada pesta demokrasi," kata Jokowi saat ditemui dalam acara Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Solo, Rabu 28 November 2018. Masyarakat akan selalu menjumpai kegiatan pemilihan, mulai dari pilihan kepala desa, bupati, gubernur hingga presiden.
Dia berharap masyarakat semakin dewasa sehingga mampu memahami dan saling menghormati perbedaan pilihan politik. "Tidak saling sapa saja sudah kesalahan besar, apalagi sampai membunuh," katanya.
Jokowi meminta para pemimpin di daerah agar selalu menekankan masalah kerukunan dan sikap saling menghormati pilihan politik kepada masyarakatnya. "Setiap saya turun ke daerah sudah saya sampaikan," katanya.
Seorang warga Sampang bernama Subaidi tewas ditembak oleh Idris saat keduanya bertemu di tengah jalan. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Frans Barung Mangara mengatakan perseteruan itu bermula saat Idris mengomentari unggahan di akun Facebook seseorang yang berbunyi, Siapa pendukung capres ini akan merasakan pedang ini."
Menurut Frans, Idris mengomentari, "Saya ingin merasakan tajamnya pedang itu." Setelah itu, Idris didatangi beberapa orang, di antaranya pemilik foto yang menanyakan maksud dari komentar Idris. Kedatangan sejumlah orang itu ke rumah Idris terekam dalam sebuah video yang kemudian diunggah Subaidi ke Facebook. Dalam postingan itu, Subaidi meledek Idrus dan mengancam akan membunuh.
Baca juga: Tomy Winata Dukung Jokowi, JK Bicara Sumbangan Kampanye
Postingan Subaidi soal pilihan capres itu menyulut sakit hati Idris. Idris lantas mencari tahu soal Subaidi. Suatu ketika, keduanya berpapasan di jalan saat tengah berkendara sepeda motor. Menurut Frans, Subaidi sengaja menabrakkan motornya ke motor Idris hingga terjatuh.
Lalu, Subaidi menodongkan pisau ke arah Idris. Namun Subaidi tiba-tiba terpeleset. Melihat kesempatan itu, Idrus mengeluarkan senjata api, lalu menembakkan pistol itu ke dada kiri Subaidi.