Calon Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam Pembekalan Relawan Prabowo-Sandi di Istora Senayan, Jakarta, 22 November 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis
TEMPO.CO, Jakarta-Calon presiden Prabowo Subianto meminta tak dianggap sebagai orang kaya walaupun sebagai purnawirawan jenderal. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus berpangkat terakhir letnan jenderal ini mengatakan yang patut dipertanyakan jika seorang jenderal hidup bermewah-mewah.
"Jadi jangan kau kira jenderal, jenderal gajinya berapa? Kalau jenderal hidupnya mewah-mewah, perlu kita pertanyakan juga uangnya dari mana," kata Prabowo saat berpidato dalam acara pembekalan relawan di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.
Prabowo lantas menyapa beberapa purnawirawan yang hadir di lokasi. Kepada salah satu purnawirawan yang dia sapa, Prabowo menanyai berapa jumlah pensiun yang diterima. Orang yang ditanya Prabowo itu berdiri, memberi hormat, sekaligus menjawab bahwa pensiunnya sebesar Rp 3,9 juta. "Tiga koma sembilan juta," kata Prabowo mengulangi jawaban pendukungnya itu.
Prabowo berujar kerap disebut sebagai anak orang kaya. Ketua Umum Partai Gerindra ini lantas berujar, bapaknya dulu adalah seorang guru besar. Meski profesi itu keren, kata Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo sesungguhnya tak memiliki banyak uang dari pekerjaan tersebut. "Keren, tapi enggak punya duit. Mobilnya Pak Mitro itu yang beliin anak-anaknya," kata Prabowo.
Prabowo menghadiri acara pembekalan relawan yang digelar oleh Badan Pemenangan Nasional di Istora. Dalam pidatonya, Prabowo beberapa kali menyinggung koalisinya tak memiliki duit untuk logistik pemenangan pemilihan presiden 2019.
Ia bahkan meminta para relawan menyumbang dana. Prabowo mengaku tak perlu merasa malu bahwa partai koalisinya memang tak memiliki banyak uang. "Partai-partai koalisi kami partai-partai yang maklumlah, ya begitu juga. Ya enggak apa-apa, enggak usah malu kalo kita enggak punya duit," ujar Prabowo.
Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan
3 jam lalu
Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan
Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.
Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran
3 jam lalu
Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan
7 jam lalu
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan
Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.