Kisah Toleransi dari Kota Kediri

Jumat, 16 November 2018 04:15 WIB

Sejumlah santri menonton pertandingan sepak bola api di area Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis malam, 18 Oktober 2018. Kegiatan ini diselenggarakan Nahdlatul Ulama di lingkungan pondok pesantren terbesar se-Jawa Timur itu. ANTARA/Prasetia Fauzani

TEMPO.CO, Jakarta - Setara Institute akan menggelar peringatan hari toleransi internasional di Kota Kediri. Kisah perjalanan hidup masyarakat Tionghoa dari Tiongkok ke Kota Kediri akan didokumentasikan bersama budaya lokal.

Baca juga: PM Turnbull Puji Jokowi yang Merawat Keberagaman di Indonesia

Kota Kediri dipilih menjadi salah satu tempat pelaksanaan peringatan Hari Toleransi Internasional dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah banyaknya aliran kelompok agama yang tumbuh tanpa saling bersinggungan satu sama lain.

“Inilah kekayaan Kota Kediri yang menarik perhatian Setara,” kata Abdul Hakim Bafagih, Direktur Kediri Creative City Forum yang menjadi fasilitator lokal peringatan Hari Toleransi Internasional di Kediri, Kamis 15 November 2018.

Hakim menjelaskan, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) memiliki basis massa terbesar di kota ini. Bermarkas di Kelurahan Burengan, Kecamatan Kota, LDII tumbuh dengan massif melalui penguatan sistem ekonomi.

Advertising
Advertising

Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo juga tumbuh di Kelurahan Bandar, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Tak ada warga sekitar yang mengusik aktivitas mereka, meski kadang harus melakukan penutupan jalan utama selama berhari-hari.

Di kawasan bisnis dan perdagangan, penduduk Tionghoa menjalankan bisnisnya tanpa khawatir gangguan keamanan. Meski keberadaan mereka mendominasi kegiatan bisnis Kota Kediri, tak pernah ada konflik berlatar belakang dagang yang menyulut pertengkaran massal.

Keberadaan Pondok Pesantren besar seperti Lirboyo dan Al Amin Ngasinan turut memperkaya khasanah Kota Kediri. Sehari sekali setiap pekan, para santri diberi kesempatan keluar pondok untuk berinteraksi dengan masyarakat luar. Beberapa dari mereka bahkan menjadi pelanggan toko milik warga Tionghoa.

Di luar mereka, penganut aliran kepercayaan Sapta Dharma juga bebas beribadah. Aliran yang lahir di Kediri ini bahkan telah berkembang ke seluruh wilayah Indonesia, dengan jumlah pengikut terbesar di Yogyakarta dan Surabaya. “Kami berusaha keras merawat kebhinekaan ini di Kota Kediri,” kata Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar.

Baca juga: Sultan Yogya Dinilai Belum Mampu Jaga Toleransi

Peringatan Hari Toleransi Internasional ini digelar besok Jumat 16 Nopember 2018 di Jalan Brawijaya Kediri. Untuk memperkuat setting acara, panitia memilih sebuah rumah kuno peninggalan Belanda yang dimiliki warga Tionghoa. Pemilik rumah merelakan tempatnya menjadi ajang pementasan kesenian untuk menghidupkan kembali kisah perjalanan warga Tionghoa ke Kediri. Perjalanan itu terdokumentasikan dalam karya foto yang akan dipamerkan secara terbuka.

Tak hanya melibatkan kesenian China seperti Barongsai dan Wushu, LDII akan mengirimkan pesilat mereka sebagai bagian pertunjukan. Selain mereka, musikalisasi dari Lesbumi Nahdlatul Ulama dan kelompok rebana akan tampil besok malam.

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

27 hari lalu

Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

Menurut Haedar, maklumat yang disampaikan Muhammadiyah lebih awal tak bermaksud mendahului pihak tertentu dalam penentuan Idulfitri.

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

34 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Peringkat Solo Merosot Sebagai Kota Paling Toleran, Walkot Susun Perda Toleransi

5 Maret 2024

Peringkat Solo Merosot Sebagai Kota Paling Toleran, Walkot Susun Perda Toleransi

Hal itu dilakukan setelah turunnya peringkat Kota Solo sebagai kota paling toleran di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

10 Februari 2024

Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

Tradisi tuk panjang biasanya dilakukan orang Tionghoa di rumah orang paling tua, tetapi di Semarang dilakukan di jalanan menjelang Imlek.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

15 Januari 2024

Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

Mahfud Md menyebut sejatinya soal kerukunan, kesamaan kedudukan hukum, antarumat beragama sudah selesai sejak lama.

Baca Selengkapnya

Mengaku Punya Teman Pendeta, Mahfud Md: Dia Antar Saya ke Masjid

4 Januari 2024

Mengaku Punya Teman Pendeta, Mahfud Md: Dia Antar Saya ke Masjid

Mahfud Md membagikan kisah persahabatannya dengan seorang pendeta di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

24 Oktober 2023

Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

Kebijakan sekolah lima hari di Kota Kediri ini baru dimulai pada September lalu.

Baca Selengkapnya

Merayakan Keberagaman dan Hak Asasi di Singkawang

20 Oktober 2023

Merayakan Keberagaman dan Hak Asasi di Singkawang

Festival HAM 2023 digelar di Kota Singkawang, Kalimantan Barat

Baca Selengkapnya