Ketum PPP Djan Faridz saat konferensi pers di Kantor DPP PPP, Jakarta, 7 Oktober 2016. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta-Politikus Djan Faridz mengatakan tak ikut campur lagi dalam urusan musyawarah kerja nasional (mukernas) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta. "Saya sudah tak ikut campur lagi urusan politik," ujar mantan Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta itu saat dihubungi Tempo, Rabu, 14 November 2018.
Dalam dua hari terakhir konflik internal PPP kembali meruncing. Musababnya, kubu PPP Muktamar Jakarta berkukuh akan menggelar mukernas walaupun terancam dipidanakan kubu PPP Romahurmuziy alias Romy.
Sekretaris Jenderal PPP Muktamar Jakarta, Sudarto, mengatakan persiapan panitia sudah selesai. Sebanyak 34 Dewan Perwakilan Wilayah PPP seluruh Indonesia, kata dia, juga sudah siap hadir.
Sekretaris Jenderal PPP kubu Romahurmuziy, Arsul Sani, mengklaim sudah mengingatkan kubu Djan untuk membatalkan mukernas. Arsul mengancam jika mukernas tetap digelar, maka tidak ada pilihan lain kecuali tindakan hukum atas dasar pemalsuan kop surat, stempel partai, menyebarkan status bohong partai, dan lain-lain.
Ihwal perdebatan tersebut, Djan mengaku tidak tahu-menahu. "Saya sekarang sudah kembali ke habitat. Balik jadi pengusaha," ujar Djan.
Djan Faridz mengundurkan diri sebagai ketua umum pada akhir Juli lalu. Posisinya digantikan Humprey Djemat. Dalam surat pengunduran dirinya, Djan mengaku tak mampu menjalankan amanah yang telah dititipkan padanya untuk menyatukan seluruh PPP, antara kubu Romy dengan kubu Djan.