Yusril Sebut PBB Sejati Tak Ributkan Dia Jadi Pengacara Jokowi
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Rina Widiastuti
Jumat, 9 November 2018 12:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengklaim kader PBB sejati tak meributkan keputusannya menjadi pengacara Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Yusril mengatakan, keributan itu justru berasal dari calon-calon anggota legislatif yang baru bergabung dan maju dari partainya.
Baca: Jadi Pengacara Jokowi, Yusril Berharap PBB Untung di Pemilu 2019
"Kalau orang PBB sejati enggak ada yang ribut, caleg asli juga tidak. Yang ribut itu kan caleg-caleg baru," kata Yusril kepada Tempo, Kamis malam, 8 November 2018.
Yusril memutuskan menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf setelah diminta oleh Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir. Keputusan itu menuai komentar dari kubu pengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Selama ini, Yusril dan partainya memang lebih kerap tampak berinteraksi dengan koalisi Prabowo-Sandiaga.
PBB merupakan salah satu partai yang diundang dalam Ijtima' Ulama yang diselenggarakan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa akhir Juli lalu. Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab mengusulkan terbentuknya koalisi keumatan yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Berkarya, dan Partai Bulan Bintang.
Sandiaga mengklaim menerima dukungan dari sejumlah kader PBB di akar rumput. Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon malah mengklaim bahwa Ketua Majelis Syuro Malam Sambat Kaban (MS Kaban) mendukung penuh Prabowo.
Baca: Yusril Soal Prabowo: Dukung Terus Tapi Enggak Ada Dukungan Balik
"Pak MS Kaban dan sebagian besar kader PBB juga memberikan support yang penuh tetap terhadap Pak Prabowo dan Sandi," kata Dahnil di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 6 November 2018.
Yusril menilai omongan-omongan semacam ini hanya mengadu domba dirinya dan internal PBB. Dia mengatakan, keputusan menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf juga dibicarakan dengan MS Kaban. Yusril mengklaim, MS Kaban berpandangan sama dengannya bahwa PBB belum mengambil keputusan.
"Kadang-kadang dia mengingatkan ikuti Ijtima Ulama, tapi sama kayak saya, PBB kan belum mengambil keputusan," kata dia.
<!--more-->
Yusril berujar, keputusannya menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf tak serta merta membawa gerbong PBB bergabung dengan koalisi yang dipimpin petahana ini. Finalisasi dukungan itu akan diputuskan melalui rapat koordinasi nasional (Rakornas) PBB yang akan digelar November ini.
Baca: Yusril Pengacara Jokowi, Erick Thohir: Tak Ada Deal Politik
Yusril enggan menduga-duga seperti apa keputusan hasil Rakornas nanti. Keputusan dukungan, kata dia, akan diambil oleh Dewan Pimpinan Pusat PBB setelah mendengarkan masukan dari Majelis Syuro. "Ketua DPP-nya kan saya," ujarnya.
Mantan Menteri Hukum dan HAM ini pun mengaku sudah mendengar adanya pihak yang ingin melengserkan dirinya dari kursi ketua umum lantaran menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf. Namun, dia mengaku enggan mengacuhkan hal itu.
"Saya enggak mau tanggapi terlalu serius. Caleg sok tahu kami diemin aja. Nanti kami training, kasih tahu berpartai seperti apa," ucap Yusril.
Yusril sebelumnya menuturkan hal-hal yang menjadi ganjalan partainya berkoalisi dengan Prabowo-Sandiaga. Yusril menilai, pasangan calon nomor urut 02 itu tak punya format koalisi yang juga bisa menguntungkan partai pendukung di pemilihan legislatif 2019.
Baca: Yusril Ihza Mahendra Kesulitan Menghubungi Prabowo Subianto
Prabowo, kata Yusril, tak merespons usulnya untuk mengumpulkan para ketua umum partai koalisi untuk membahas hal tersebut. Yusril pun menganggap keputusannya menjadi pengacara Jokowi sudah tepat. "Saya yakin langkah yang saya tempuh ini benar, jadi lawyer Pak Jokowi Ma'ruf."