Wapres Jusuf Kalla Irit Bicara Soal Kasus Novel Baswedan

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 2 November 2018 15:26 WIB

Terpampang spanduk ungkapan kekecewaan KPK kepada Presiden Jokowi terkait 16 bulan kasus penyiraman Novel Baswedan , Jumat 21 Juli 2018 /TEMPO-TAUFIQ SIDDIQ

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla irit bicara tentang penyelesaian kasus teror terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Kasus ini belum kunjung usai setelah 500 hari berlalu.

Baca juga: Novel Baswedan Sebut Banyak Pegawai KPK Alami Teror

"Mudah-mudahan bisa dilanjutkan," kata JK singkat saat ditanya wartawan di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jumat, 2 November 2018. Dia tak menjelaskan perihal kasus tersebut. JK segera melambaikan tangannya dan beranjak ke mobil setelah mengucapkan kalimat itu.

Sikap JK serupa dengan kepolisian. Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto hanya berbicara sedikit ketika ditanya soal kasus Novel.

"Proses penyelidikan maksimal sudah kita kerjakan," kata Ari Dono Sukmanto di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Kamis, 1 November 2018. Dia enggan menjelaskan upaya maksimal yang dimaksud. Dia memilih memasuki mobil dan meninggalkan wartawan.

Advertising
Advertising

Novel disiram dengan air keras pada 11 April 2017 sepulang salat subuh berjamaah di dekat rumahnya di Jakarta Utara. Siraman cairan korosif itu membuat mata kirinya hampir buta. Pelaku penyerangannya hingga kini belum tertangkap. Tak ada perkembangan baru usai sketsa wajah terduga pelaku dirilis.

Sejumlah masyarakat seperti lembaga swadaya masyarakat, koalisi masyarakat sipil, dan wadah pegawai KPK mendorong pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta. Mereka ingin TGPF dibentuk lantaran merasa ada kejanggalan dalam penyidikan kasus Novel.

Baca juga: Novel Baswedan Sindir Pimpinan KPK Soal Pembentukan TGPF

Namun dorongan itu tak didukung Presiden Joko Widodo yang memilih menunggu Polri. Dia mengatakan, TGPF akan dibentuk jika Polri menyerah menangani kasus ini.

Pimpinan KPK pun tak bersuara lantang soal TGPF. Novel Baswedan terima kasih kepada pimpinan KPK yang belum pernah mendorong pembentukan tim tersebut. "Sampai sekarang pimpinan KPK belum pernah memperjuangkan hal itu, saya ucapkan terima kasih." Novel menyindir pimpinan KPK dalam acara peringatan 500 hari teror terhadapnya, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 1 November 2018.

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

4 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

5 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

6 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

6 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

6 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

8 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

9 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

18 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

20 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

20 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya