Generasi Muda Jangan Dijadikan Pelengkap Penderita

Senin, 29 Oktober 2018 22:05 WIB

Diskusi Empat Pilar yang diadakan di Press Room, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin, 29 Oktober 2018.

INFO NASIONAL - MPR RI memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan menggelar diskusi Empat Pilar yang diadakan di Press Room, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin, 29 Oktober 2018.

Diskusi dengan tema "Makna Sumpah Pemuda Bagi Generasi Milineal" itu menghadirkan dua pembicara, yakni anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Firman Subagyo dan pakar politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno.

Dalam paparannya, Firman mengatakan tema yang diangkat oleh MPR untuk memperingati Sumpah Pemuda ini sangat menarik. "Ada yang perlu kita pahami tentang Sumpah Pemuda dan generasi milenial," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia saat ini dihadapkan pada perubahan peradaban bangsa. Perubahan yang terjadi mengandung tantangan. Tantangan yang ada seperti globalisasi ekonomi, globalisasi politik, serta perkembangan teknologi yang bisa mempengaruhi perilaku anak muda. Dikatakan, tantangan itu serius untuk diperhatikan.

Dari sebuah riset yang dirilis New York Times, generasi milineal adalah mereka yang lahir pada tahun 1981 hingga 1996. Generasi ini berkisar antara 22 dan 30 tahun. Dalam riset tersebut juga menyebutkan, perilaku generasi ini tidak hanya bersifat positif namun juga mempunyai potensi negatif. "Generasi ini mempunyai ego yang besar sehingga mengatakan dirinya paling benar," ujar Firman mengutip riset itu.

Advertising
Advertising

Berangkat dari riset itu, Firman mewanti-wanti agar waspada dan ekstra hati-hati dari ancaman globalisasi, terutama perkembangan informasi lewat teknologi. Perkembangan informasi diakui sangat berpengaruh pada anak muda.

Ia mengingatkan kalau tidak memahami dan menyaring apa yang benar dan apa yang salah, apa yang boleh dilakukan dan tidak, maka dampak buruk informasi itu akan menggerus generasi muda. "Dan ini mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," ucapnya. Dicontohkan, banyak anak muda bahkan anak kecil, setiap hari membuka telepon seluler, dan mereka bisa memilih apa yang disukai dan apa saja bisa ditonton.

Firman Subagyo menegaskan, dampak seperti ini yang harus dibendung. Diakui, perubahan perilaku anak muda tidak hanya di perkotaan namun juga di pedesaan.

Dipaparkan, banyak anak muda di desa yang sudah tidak hafal lagu Indonesia Raya dan Pancasila. "Ada yang hafal sila pertama Pancasila tapi tak tahu simbolnya," katanya.

Lebih penting lagi adalah mewaspadai ego anak muda yang merasa benar dan hebat. Disebut, generasi ini rentan dengan masalah sosial. "Ini akan menjadi pemicu perpecahan bangsa," ujarnya. Firman menegaskan, masalah generasi muda merupakan tanggung jawab bersama.

Sementara itu, Adi Prayitno dalam pemaparannya menyarankan agar generasi milineal bukan hanya artifisial, bumbu dan pemanis demokrasi. Mereka harus dilibatkan dalam persoalan-persoalan yang ada. "Namun bukan sebagai pelengkap penderita," ujarnya. Ditambahkan, beri kepercayaan kepada anak muda bahwa Indonesia masa depannya ditentukan oleh mereka.

Adi mengatakan, suka tak suka bangsa ini dibesarkan oleh anak muda. Dicontohkan, bahwa kemerdekaan dan nasionalisme disemaikan oleh anak muda. "Anak muda bukan komoditas politik, tetapi generasi yang menentukan Indonesia ke depan," katanya. (*)

Berita terkait

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.

Baca Selengkapnya

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam

Baca Selengkapnya

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.

Baca Selengkapnya

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri

Baca Selengkapnya

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Baca Selengkapnya

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.

Baca Selengkapnya

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.

Baca Selengkapnya

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.

Baca Selengkapnya