Kata Ma'ruf Amin Soal Indeks Kerukunan Beragama yang Turun

Sabtu, 20 Oktober 2018 16:07 WIB

Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, bersama Ketua Arus Baru Indonesia Lukmanul Hakim menghadiri acara Konser Nasyid dan Sholawat untuk Kerukunan Bangsa di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu, 20 Oktober 2018. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, turut memberikan tanggapannya tentang indeks kerukunan beragama di Indonesia yang mengalami penurunan dari 2015. Menurut Ma'ruf, Indonesia hingga saat ini masih mampu mengendalikan kerukunan antar umat beragama.

Baca juga: Ma'ruf Amin Bicara soal Islam Moderat di Singapura

"Tetapi pengaruh adanya radikalisme yang berkembang di tingkat global, apalagi setelah ada ISIS, berpengaruh ke sini. Kemudian mulai terjadi seperti adanya gejolak-gejolak itu," kata Ma'ruf di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 20 Oktober 2018.

Ma'ruf Amin mengatakan pengaruh radikalisme dari tingkat global itu dapat ditindaklanjuti antar umat beragama di Indonesia dengan merapatkan barisan. Ia berujar hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia agar tidak terprovokasi oleh gerakan-gerakan yang bersifat radikal, apalagi mengarah ke terorisme.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini resmi berusia empat tahun. Jokowi dan JK dilantik menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia pada 20 Oktober 2014 menggantikan presiden dan wakil presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.

Advertising
Advertising

Memperingati empat tahun usia pemerintahan ini, secara bersamaan pemerintah telah merilis laporan resmi capaian kinerjanya selama memimpin di Indonesia. Mengutip situs resmi Kepresidenan RI, presidenri.go.id, pemerintah membeberkan sejumlah prestasi terkait stabilitas politik dalam negeri dan diplomasi internasional.

Baca juga: Kunjungi Pesantren Yogyakarta, Ma'ruf Amin: Saya Enggak Kampanye

Dalam laporan ini, pemerintah mengakui jika Indeks Kerukunan Beragama sejak 2015 mengalami penurunan. Indeks Kerukunan Beragama pada 2015 mencapai 75,36 persen, lalu pada 2016 meningkat sedikit menjadi 75,47 persen, dan pada 2017 menurun menjadi 72,2 persen.

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

7 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

8 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

9 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

10 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

12 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

16 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

17 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

18 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

18 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya