Bantuan Asing untuk Gempa Donggala, dari Pesawat Hingga Pompa
Reporter
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 2 Oktober 2018 15:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan sejumlah negara sahabat sudah mulai mengirimkan bantuannya untuk penanganan pasca gempa Donggala dan tsunami Palu Sulawesi Tengah. Bantuan yang tiba di antaranya mulai dari pesawat angkut, tenda, hingga mesin pompa air.
Baca juga: BNPB Jelaskan Alasan Tsunami Palu Menelan Banyak Korban
Menurut Wiranto, kebutuhan utama saat ini adalah angkutan udara. Indonesia butuh pesawat angkut tipe C-130 yang bisa take off dan landing di landasan pacu sepanjang 2 ribu meter.
Saat ini negara yang siap meminjamkan pesawat angkutnya adalah Singapura, Malaysia, Korea, India, dan Amerika Serikat. "Sudah hampir 10 pesawat yang akan diperbantukan ke TNI AU. Jadi angkutan udara lebih rapid masuk dari Jakarta, Balikpapan, dan Makassar," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 2 Oktober 2018.
Selain pesawat, pemerintah Indonesia menyatakan butuh alat pemurnian air (water treatment), tenda, serta mesin fogging untuk membunuh kuman akibat jenazah yang terlambat dikuburkan.
Secara rinci negara yang menyumbang water treatment adalah Jepang, Swiss, dan organisasi Asian Humanitarian Assistance. Selain itu, Jepang dan India juga menyumbangkan tenda-tenda pengungsi.
Untuk negara yang memberikan mesin pompa air adalah: Jepang, Qatar, India, dan negara Asean lainnya. Sementara itu, yang membantu mendirikan rumah sakit lapangan serta menerjunkan tenaga medisnya adalah Jepang, India, dan negara Asean.
Baca juga: Tsunami Palu, Warga Keluhkan Kurangnya Air dan Makanan
Selain bantuan berupa barang dan jasa untuk penanganan pasca gempa Donggala dan tsunami Palu, ada pula negara yang memberikan uang tunai. Namun Wiranto tidak menyebut negara mana saja dan berapa jumlahnya.
"Ada yang menyumbang dana dan ini akan dipertanggungjawabkan dengan baik, tepat sasaran apa yang diinginkan negara donor dan akan terus bergulir tidak sampai tanggap darurat saja tapi sampai rekonstruksi," tuturnya.