Kisah Saksi Tsunami Palu: Kepanikan di Lorong Hotel yang Gelap

Selasa, 2 Oktober 2018 06:02 WIB

Para korban gempa dan tsunami beristirahat di tenda pengungsian di Lapangan Vatulemo, depan kantor Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 30 September 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - TERIAKAN, tangisan, dan lafal istighfar bersahut-sahutan di lantai 6 Hotel Santika, Kota Palu, Jumat, 28 September 2018. Dusep, Staf Deputi Pemasaran II Regional 3 Kementerian Pariwisata, yang sudah keluar dari kamarnya semakin ketakutan mendengar suara-suara panik ini. Suasana mencekam. Lampu hotel mati. Bangunan bergetar hebat. Sore itu, menjadi hari yang mungkin tak akan pernah bisa dilupakan Dusep. Ia menjadi salah satu saksi gempa dan tsunami palu.

Baca: Cerita Petobo, Kampung yang Hilang Ditelan Lumpur Saat Gempa Palu

Sore itu, sekitar pukul 18.00, Dusep bersama rombongan Kementerian Pariwisata baru saja masuk ke dalam Hotel Santika yang berada sekitar dua kilometer dari pantai Talise. Ceritanya, Kementerian Pariwisata akan menggelar acara Palu Namoni—agenda wisata besar untuk menyambut HUT Palu. "Malam itu seharusnya ada jamuan makan," kata Dusep menceritakan ulang peristiwa itu, Ahad, 30 September 2018.

Begitu masuk ke dalam kamarnya, Dusep melemparkan diri ke kasur. Sembari melemaskan otot-otot badannya, Dusep membaca susunan acara kegiatan selama di Palu. Tiba-tiba tembok kamar Dusep bergetar. Mulanya, pelan. Namun lama kelamaan guncangan semakin hebat. Dusep yang berdiri karena hendak menyelamatkan diri sampai terpelanting menghantam tembok. Kaca di kamarnya pecah.

“Saya melihat tembok-tembok mulai retak. Saya kemudian merangkak menuju tangga darurat,” kata Dusep sambil terbata-bata menceritakan peristiwa kala itu. Ia berjalan menuju tangga darurat. Kepanikan sudah menguasai hotel. Lampu mati, hotel tiba-tiba gelap. Dalam kondisi itu, terdengar teriakan orang-orang memekikkan telinga. Ada yang menangis, ada yang istighfar. Ada pula yang bingung mencari keluarganya.

Advertising
Advertising

Dusep tiba di lobi hotel setelah turun lewat tangga darurat. Rupanya, kondisi lobi sudah berantakan. Tempatnya berdiri penuh dengan tembok runtuh. Plafon hotel jebol, tak lagi terlihat mewah seperti saat dia masuk. Menurut dia, malah mirip gedung yang rusak akibat perang.

Dia melihat ke parkiran, mobil-mobil basah. Belakangan ia baru tahu kolam renang di lantai 3 hotel itu jebol. Airnya tumplek. Suasana kacau. Debu menggumpal. Langit gelap. Teriakan orang makin kencang.

Belum juga tenang, isu tsunami mencuat. Sebagian orang yang dia temui mengaku mencium bau air laut. Bersama para korban bencana lainnya, yang tercampur antara masyarakat dan wisatawan, Dusep berlari sejauh 3 kilometer menjauhi pantai. Ketika itu, dia tidak tahu nasib anggota rombongan dari Jakarta yang lain.

Simak juga: 18 Negara Bantu Korban Gempa Donggala dan Tsunami Palu

Di badan jalanan itu, kata Dusep, lalu-lintas macet total. Semua kendaraan beserta pengemudinya melaju ke arah yang sama. Orang-orang juga berlarian sambil berteriak, memenuhi jalanan. Bangunan-bangunan runtuh tak tentu.

<!--more-->

Dusep mendengar kabar tak menyenangkan sesaat setelah suasana tenang. Panggung tempat Palu Namoni akan dihelat yang berada di pinggir pantai berantakan. Beberapa anggota tim penyelenggara ada di lokasi saat tsunami menerjang. Ia pasrah sampai akhirnya memperoleh keterangan resmi bahwa peringatan tsunami dicabut.

Baca: Gempa Palu, 2 Kelurahan Ini Tertimbun Tanah Bak Ditelan Bumi

Dusep lantas kembali ke hotel tempatnya menginap. Di situ, ia bertemu dengan rekannya dari Kementerian Pariwisata. “Semua aman, selamat,” kata Dusep. Termasuk, para penyelenggara yang tengah menyiapkan pergelaran acara di tepi pantai. Meski kala itu tak bisa berkabar dengan keluarga lantaran jaringan terputus, Dusep tetap bersyukur. Ia berada dalam keadaan utuh.

Semalam setelah kejadian itu, Dusep menuturkan, tak ada air bersih dan jaringan listrik terputus. Ia tidur di tempat darurat dengan makanan yang terbatas. Pagi hari, Dusep dan rombongannya dievakuasi oleh TNI AU. Mereka diterbangkan ke Jakarta menunggang pesawat hercules. Di dalam pesawat itu, sepanjang perjalanan ke Jakarta, gema syukur berkumandang dalam hati.

Simak juga: Pasca Tsunami Palu, TNI Bakal Siapkan Pengoperasian SPBU dan ATM

Hingga Senin sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami Palu sebanyak 844 orang. "Di kota Palu tetap sama 821 korban meninggal, dimana 744 di antaranya sudah teridentifikasi," kata Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di kantornya, Senin 1 Oktober 2018.

Berita terkait

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

2 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

2 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

2 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

3 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

3 hari lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

3 hari lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

3 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya