Cuplikan video amatir warga menggambarkan detik-detik terjadinya tsunami seusai gempa Donggala di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati melaporkan bahwa gempa Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, menyebabkan tsunami. Youtube.com
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan telah terjadi dua kali gempa yang berbeda di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat, 28 September 2018. Gempa Donggala dan Palu tersebut menimbulkan puluhan gempa susulan.
“Gempa pertama terjadi pukul 13.59 WIB dengan kekuatan 5,9 skala Richter,” ujar Dwikorita kepada Tempo saat dihubungi pada Jumat malam. Gempa itu tidak berpotensi tsunami. Adapun menurut laman resmi BMKG, gempa terjadi di titik -0.35 Lintang Selatan dan 119.82 Bujur Timur dengan jarak 8 kilometer dari barat laut Donggala. Pusat gempa berada pada kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut.
Akibat gempa ini, kata Dwikorita, muncul 27 kali gempa susulan. Selanjutnya, gempa kedua terjadi pukul 17.02 WIB atau sekitar 18.02 WITA dengan kekuatan mencapai 7,7 skala Richter. Sumber gempa berada di titik 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut. Sedangkan pusat gempa berjarak 27 kilometer dari timur laut Kota Donggala. BMKG mengumumkan bahwa gempa ini berpotensi tsunami.
Tim survei lapangan BMKG melaporkan tsunami benar-benar terjadi dengan perkiraan ketinggian gelombang 1,5-2 meter. Gelombang tsunami ini menerjang kawasan Pantai Talise di Kota Palu dan Pantai Donggala. Setelah gempa tsunami terjadi, muncul 22 kali gempa susulan hingga pukul 20.00 WIB.
Bencana itu menyebabkan timbulnya korban jiwa dan luka-luka. Namun jumlah pastinya belum dilaporkan oleh pemerintah setempat. Peristiwa tersebut juga mengakibatkan sejumlah bangunan rusak dan roboh. BMKG mengimbau masyarakat terus mengikuti perkembangan terkini melalui laman resmi mereka serta tetap waspada.
Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.